MANADO, iNewsManado.com - Disaat Pandemi Covid-19 memukul bisnis para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Benny Leleury, pemilik UMKM Klabat Craft di Minahasa Utara justru makin membesarkan usaha kerajinan tangan dari batok kelapa miliknya setelah bergabung menjadi mitra binaan PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi.
Cerita sukses Benny berawal pada sekira tahun 2013 lalu. Saat itu Benny diajak temannya yang lagi berlibur untuk berkunjung ke toko yang menjual souvenir di Manado. Dari situ dia melihat banyak souvenir yang dijual berasal dari luar daerah, bukan dari Manado.
Padahal menurut Benny bahan-bahan untuk membuat kerajinan tangan itu banyak terdapat di Manado. Apalagi bahan baku dari tempurung kelapa sangat melimpah di Manado dan gampang sekali didapat.
Dia kemudian mencoba survei terkait pemasaran produk yang ternyata cukup bagus. Dan akhirnya Ayah dari tiga orang anak ini kemudian memberanikan diri untuk mencoba membuat produk sendiri dari limbah tempurung kelapa yang mempunyai nilai ekonomi jual yang tinggi.
"Produk pertama saya awalnya masih kecil-kecil, seperti gantungan kunci. Kemudian saya keliling toko-toko souvenir menawarkan produk saya dan terjadilah kerjasama," kata Benny saat ditemui di rumahnya, Sabtu (4/11/2023).
Dari produk kecil-kecilan dia mulai mencoba membuat inovasi baru mulai dari aksesoris dan pajangan-pajangan. Setiap bulan banyak yang memesan produk buatannya, namun kala itu dia masih mengerjakan produk kerajinan tangannya secara manual dengan peralatan sederhana.
Akibatnya, pria kelahiran Ambon ini cukup kewalahan menerima pesanan yang banyak berdatangan. Ditambah lagi omset yang didapatnya masih tergolong kecil, setiap bulan dia meraih omset sekira Rp5 juta sebulan. Namun semuanya berubah setelah dia berkenalan dengan PT Pertamina.
"Saat itu sekitra tahun 2019 Dinas Koperasi Provinsi Sulut menyampaikan kepada pelaku-pelaku usaha yang ingin bermitra dengan Pertamina untuk mengisi data," ujar pria yang sedari kecil mengaku suka membuat kerajinan tangan.
Benny Benyamin Leleury, pemilik UMKM Klabat Craft (Foto iNewsManado/Subhan)
Setelah memasukkan data, dia kemudian dihubungi Pertamina terkait berkas yang harus di lengkapi kemudian disurvei. setelah itu dia mendapat pinjaman lunak sekira Rp100 juta. Tepat ketika dia menerima pinjaman, pandemi Covid-19 melanda yang berdampak bagi semua sektor termasuk sektor UMKM.
Meski permintaan menurun akibat pandemi, dia mengaku pinjaman dari Pertamina sangat membantu usahanya meski saat itu pasar sedang lesu akibat Covid-19. Selain bisa membeli beberapa mesin yang harganya mencapai setengah dari pinjaman, sisanya dia pakai buat modal kerja.
"Yang pasti dengan adanya bantuan itu yang tadinya manual, kita sudah bisa menggunakan mesin. Ketika menggunakan mesin, volume produksi lebih bertambah, otomatis omset bisa meningkat menjadi 70 persen, meningkat sekira Rp20 juta sebulan dari awalnya hanya sekira Rp5 juta sebulan karena waktu itu masih kerja manual. ketika saya dapat modal dari Pertamina saya bisa membeli mesin yang tadinya belasan juta tidak mampu dibeli membuat proses kerjanya menjadi cepat dan lebih halus," tuturnya.
Selain pinjaman lunak, Dia juga mendapat pelatihan dari PErtamina, produk dari UMKM Klabat craft juga turut di promosikan oleh Pertamina. Dia juga mendapat kesempatan untuk kurasi produk bersama-sama UMKM binaan Pertamina dari seluruh Indonesia dan terpilih menjadi satu-satunya UMKM yang mewakili Sulut untuk tampil di pameran di jakarta.
Berkat bantuan dari Pertamina juga produknya makin dikenal bukan hanya di Indonesia saja tapi sampai ke Mancanegara. Dari awalnya hanya di pasar lokal Sulawesi Utara, dia mulai menerima pesanan dari, Papua, Ambon, dan Kalimantan Timur. Produknya juga samapai ke Belanda, Jerman dan Amerika.
Dia juga bisa berinovasi dengan membuat produk-produk baru. Sekira 70 item produk yang dia hasilkan, mulai dari gantungan kunci, papan nama, miniatur rumah adat, hingga miniatur perahu.
Dia juga bisa memberdayakan tenaga kerja di sekitar tempat tinggalnya di Desa Watutumou II, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara, mulai dari remaja yang masih sekolah, tukang ojek, hingga ibu rumah tangga yang dibayar sesuai dengan berapa banyak produk yang dibuat.
Bahkan dia juga turut berbagi pengetahuan dan memberikan pelatihan di beberapa desa di Likupang, Minahasa Utara hingga di beberapa sekolah kejuruan, baik teknik ukiran batok kelapa maupun kerajinan tangan lainnya.
Semenjak jadi UMKM binaan Pertamina, usaha Klabat Craftnya kian maju, dia bisa menyekolahkan tiga anaknya ke jenjang tinggi. Anak tertuanya sedang menempuh pendidikan di Universitas Sam ratulangi Manado, anak keduanya sedang menempuh pendidikan calon Bintara Polri dan anak bungsu baru lulus SMA.
Remaja yang turut di berdayakan diu UMKM Klabat Craft (Foto iNewsManado/Subhan)
"Yang pasti anak-anak saya terbantu dengan adanya bantuan dari Pertamina. Dampaknya ke mereka bertiga, mereka biaya kuliah juga terbantu," ujar pria yang sejak enam tahun lalu ditinggal istri menghadap sang pencipta.
Area Manager Communication, Relation, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan bahwa UMKM Klabat Craft yang berasal dari Minahasa Utara merupakan salah satu mitra unggulan di Sulawesi Utara. UMKM Klabat Craft yang dimiliki oleh Benny Benyamin Leleury memiliki keunikan dalam mengolah batok kelapa menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual tinggi.
"Tentunya ini merupakan potensi yang bagus yang dimiliki oleh UMKM dan Pertamina melihat itu untuk menaikan kelas UMKM tersebut ke jenjang yang lebih tinggi terutama dalam mendapatkan akses pasar. Salah satu upaya pendampingan yang kami berikan pun berupa keikutsertaan mitra UMKM Klabat ini di ajang Inacraft tahun 2023 untuk memperluas akses pasar," tutur Fahrogi.
Ke depan kata fahrougi, semangat Pertamina dalam mendukung kemajuan UMKM ini tidak hanya sebatas mengikutsertakan UMKM dalam pameran, lebih jauh dari itu Pertamina berupaya agar mereka dapat naik kelas melalui beragam program yang dibuat dengan pola pendampingan, pembinaan, pelatihan yang terarah serta pemberian fasilitas promosi melalui program Pertamina UMKM Academy dan Pertamina SMEXPO bagi UMKM Mitra Binaan Pertamina kategori status pinjaman lancar dan memiliki produk yang unik dan dapat kita bantu angkat ke level yang lebih tinggi lagi.
"Mudah-mudahan program Kemitraan hadir di tengah-tengah masyarakat untuk tumbuh dan berkembang sebagai langkah nyata peningkatan usaha menjadi lebih produktif, efisien, dan profitable," ujarnya.
Lebih lanjut kata Fahrougi, Pertamina telah menjalankan program kemitraan sejak tahun 1993 dimana untuk para mitra UMKM kita yang aktif di Sulawesi Utara khususnya di periode tahun 2019 – 2022 (4 tahun terakhir) adalah sebanyak 129 mitra UMKM. Dimana mitra UMKM di Sulawesi Utara ini kebanyakan bergerak di sektor perdagangan serta berasal dari Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara.
"Sebagai perusahaan BUMN tentunya memiliki komitmen dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagai bentuk bukti nyata perusahaan hadir untuk masyarakat salah satunya melalui program kemitraan untuk memberikan pinjaman modal usaha kepada pelaku usaha UMKM. Program Kemitraan ditujukan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil mitra binaan Pertamina agar menjadi tangguh dan mandiri sekaligus memberikan multiplier effect bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.
Editor : Subhan Sabu