Akibatnya, pria kelahiran Ambon ini cukup kewalahan menerima pesanan yang banyak berdatangan. Ditambah lagi omset yang didapatnya masih tergolong kecil, setiap bulan dia meraih omset sekira Rp5 juta sebulan. Namun semuanya berubah setelah dia berkenalan dengan PT Pertamina.
"Saat itu sekitra tahun 2019 Dinas Koperasi Provinsi Sulut menyampaikan kepada pelaku-pelaku usaha yang ingin bermitra dengan Pertamina untuk mengisi data," ujar pria yang sedari kecil mengaku suka membuat kerajinan tangan.
Benny Benyamin Leleury, pemilik UMKM Klabat Craft (Foto iNewsManado/Subhan)
Setelah memasukkan data, dia kemudian dihubungi Pertamina terkait berkas yang harus di lengkapi kemudian disurvei. setelah itu dia mendapat pinjaman lunak sekira Rp100 juta. Tepat ketika dia menerima pinjaman, pandemi Covid-19 melanda yang berdampak bagi semua sektor termasuk sektor UMKM.
Meski permintaan menurun akibat pandemi, dia mengaku pinjaman dari Pertamina sangat membantu usahanya meski saat itu pasar sedang lesu akibat Covid-19. Selain bisa membeli beberapa mesin yang harganya mencapai setengah dari pinjaman, sisanya dia pakai buat modal kerja.
"Yang pasti dengan adanya bantuan itu yang tadinya manual, kita sudah bisa menggunakan mesin. Ketika menggunakan mesin, volume produksi lebih bertambah, otomatis omset bisa meningkat menjadi 70 persen, meningkat sekira Rp20 juta sebulan dari awalnya hanya sekira Rp5 juta sebulan karena waktu itu masih kerja manual. ketika saya dapat modal dari Pertamina saya bisa membeli mesin yang tadinya belasan juta tidak mampu dibeli membuat proses kerjanya menjadi cepat dan lebih halus," tuturnya.
Selain pinjaman lunak, Dia juga mendapat pelatihan dari PErtamina, produk dari UMKM Klabat craft juga turut di promosikan oleh Pertamina. Dia juga mendapat kesempatan untuk kurasi produk bersama-sama UMKM binaan Pertamina dari seluruh Indonesia dan terpilih menjadi satu-satunya UMKM yang mewakili Sulut untuk tampil di pameran di jakarta.
Editor : Subhan Sabu