Sepeda Listrik di Sulut Diduga Langgar Aturan Permenhub

MANADO, iNewsManado.com - Keberadaan sepeda Listrik disejumlah daerah di Sulawesi Utara (Sulut) diduga melanggar aturan.
Pelanggaran aturan yang dimaksud adalah lokasi legal yang diatur dan juga batas usia pengendara sepeda Listrik.
Penggunaan sepeda listrik sudah diatur dalam Permenhub Nomor 45/2020 tentang Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik. Dan ini banyak salah kaprah antara sepeda listrik seperti sepeda motor listrik.
Permenhub itu menjelaskan sepeda motor listrik telah memiliki Sertifikasi Uji Tipe (SUT) dan Sertifikasi Uji Tipe Kendaraan (SRUT) serta terdaftar resmi di Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat), memiliki STNK, serta teregistrasi dan sesuai spesifikasi keselamatan, sebab di uji tipe lebih dulu.
Sedangkan sepeda listrik tidak termasuk dalam golongan kendaraan "tertentu" karena tidak ada SUT dan SRUT dengan kecepatan maksimal 25 kilometer per jam.
Sepeda listrik juga hanya boleh digunakan di jalur khusus atau wisata dengan kecepatan maksimal 25 km/jam serta dioperasikan orang dewasa.
Kemudian setiap orang yang menggunakan kendaraan (sepeda listrik) itu juga harus memenuhi ketentuan, yakni menggunakan helm, usia pengguna paling rendah 12 tahun.
Pengamat Kemasyarakatan Unsrat Jetty Tamanampo-M ketika dimintai tanggapan mengatakan, pihak kepolisian dan dinas perhubungan harus cermat menyikapi euforia sepeda Listrik saat ini.
"Apalagi saat ini di Manado sering dikeluhkan pengendara mobil dan sepeda motor. Karena rata-rata pengendara sepeda listrik masih anak-anak dan membahayakan dijalan raya," ujar Jetty yang merupakan dosen di FISIP Unsrat, Jumat (11/8/2023).
Selain itu, kata Jetty, sepeda listrik saat ini telah mewabah hingga ke pelosok desa. Untuk itu, kata dia, aturan harus ditegakkan untuk mengantisipasi kecelakaan dijalan raya akibat sepeda listrik.
Editor : Fabyan Ilat