get app
inews
Aa Text
Read Next : Security Aniaya Gadis 16 Tahun di Area Kampus Unima

Opini Tentang Berpendidikan Tinggi

Jum'at, 29 Oktober 2021 | 20:01 WIB
header img
Ilustrasi. (Istimewa)

Kreativitas dapat dikembangkan dari pola pikir yang tidak berfokus pada tantangan, melainkan pada berbagai peluang yang dapat dilakukan, sekecil apapun itu. Dengan kreativitas, guru dan orangtua dapat membantu anak dalam menciptakan sistem belajar yang dapat mendukung untuk meningkatkan konsentasi dan mengelola distraksi, misalnya dengan menciptakan jadwal belajar yang teratur, pengaturan ruangan yang mendukung, serta melakukan berbagai permainan sederhana ketika anak mulai lelah dan bosan belajar.

Kreativitas juga memampukan guru dan orangtua bukan hanya dalam melihat potensi apa yang tersedia, melainkan juga bagaimana memaksimalkan penggunaan dan manfaat dari berbagai potensi tersebut. Kreativitas memotivasi guru dan orangtua untuk menghadirkan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan berbagai aktivitas seperti melakukan permainan, eksperimen sains, observasi sosial, menonton video, bermain peran, bernyanyi bersama, dan lain sebagainya baik lewat interaksi digital oleh guru maupun interaksi secara langsung oleh orangtua di rumah. Dengan kreativitas, guru dan orangtua juga dapat memaksimalkan penggunaan perangkat teknologi digital yang tersedia dalam mengakses berbagai konten pembelajaran, memilah sesuai dengan kebutuhan anak, dan menyampaikannya dengan cara yang menarik dan mudah dipahami.

Selain itu, inovasi diperlukan untuk menghadirkan relasi yang lebih sinergis antara guru, orangtua atau pengasuh dengan para siswa dalam proses PJJ. Hal ini dapat dimulai dari upaya tenaga pendidik dan orangtua dalam melihat pembelajaran dari perspektif siswa serta memfasilitasi proses pembelajaran yang bermakna bagi mereka.

Sebelum memulai proses PJJ yang bertujuan untuk mempelajari berbagai materi, para pendidik dan orangtua dapat terlebih dahulu membangun interaksi dan relasi yang

menyenangkan dengan peserta ajar. Komunikasi dua arah mengenai pentingnya untuk tetap belajar meskipun dengan cara yang baru di tengah kondisi pandemi yang menantang diperlukan untuk membangun motivasi siswa untuk memahami dan mengalami proses pembelajaran secara menyenangkan dan bermakna.

Dialog dengan bahasa yang dapat dipahami dengan mudah oleh anak dan keterbukaan akan ekspektasi dari pengajar, orangtua, dan siswa tentang bagaimana PJJ akan dilakukan menjadi sebuah pendekatan yang inovatif. Ini sekaligus menjadi langkah awal untuk mendukung berbagai bentuk inovasi lainnya bagi untuk mendukung proses pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan.

Kolaborasi dan sinergi lintas aktor Walaupun inovasi bottom up terlihat praktis dan strategis untuk memulai pendekatan inovatif dalam praktik pembelajaran di era pandemi pada konteks Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa praktik inovasi juga perlu ditinjau dari sudut pandang keberlanjutan dan skalabilitas dampak melalui pendekatan top down.

Untuk menyeimbangkan inovasi dari kedua pendekatan tersebut, dibutuhkan sinergi berbagai pihak untuk membangun kesadaran dan kapasitas publik untuk menghadirkan berbagai inovasi, top-down dan bottom-up, pada pendidikan di era pandemi. Sinergi itu mulai dari pemerintah pusat hingga daerah, guru, kepala sekolah, dan tenaga pendidik lainnya, organisasi dan yayasan non-profit untuk pembangunan, lembaga swasta, peneliti, orangtua, masyarakat, media, dan siswa.

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut