MANADO, iNews.id – Calon Gubernur Sulawesi Utara 2024 ramai dibicarakan. Meski tahapan Pemilihan umum (Pemilu) kemungkinan baru digelar 2022 mendatang, namun sejumlah sosok baru mulai dibahas. Jika Olly Dondokambey turun bertarung, karena ada aturan yang bisa memuluskan langkah Olly Dondokambey mengikuti pemilihan gubernur, tentu sejumlah nama di bawah ini bisa jadi pesaing kuat.
Berikut nama-nama baru yang potensial bertarung di pemilihan gubernur Sulawesi Utara 2024:
Elly Engelbert Lasut (istimewa)
Bupati Kepulauan Talaud 3 periode yakni 2004—2009, 2009—2012 dan 2020—2025. Ia pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kepulauan Talaud periode 2003—2004.
Elly juga sebelum masuk politik sempat memegang jabatan birokrat, diantaranya, Kepala Puskesmas Kecamatan Rainis Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Talaud (1996—1999), Program Beasiswa Pendidikan Spesialis Penyakit Dalam RSUP Malalayang (2000—2003). Karir gemilang Elly yakni ketika dia menjabat Ketua DPRD Kepulauan Talaud (2003—2004), Bupati Kepulauan Talaud (2004—2009), Bupati Kepulauan Talaud (2009—2012), dan Bupati Kepulauan Talaud (2020).
Carlo Brix Tewu (istimewa)
Purnawirawan Polri ini saat ini menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN. Ia pernah menjabat Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Barat periode 2016—2017. Tewu, lulusan Akpol 1985 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Deputi V Bidang Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Kemenko Polhukam.
Tahun 1999, Tewu pernah bertugas di Timor Timur dengan menduduki jabatan sebagai Kadit Serse Polda Timor Timur. Itulah sebabnya, Tewu turun pangkat dari Mayor Pol jadi Kapten Pol. Karier Tewu dalam kepolisian cepat melesat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Tewu yang merupakan anggota Tim Kobra beserta perwira lainnya berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra (mantan) Presiden Soeharto. Berkat sukses menangkap Tommy, Tewu termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Tewu juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Ditserse Polda Metro Jaya, yang menangkap teroris Imam Samudra di Pelabuhan Merak, Banten, 21 November 2002.
Ronny Franky Sompie (istimewa)
Sompie merupakan seorang perwira polri yang alih status menjadi PNS dan sejak 10 Agustus 2015 dan mengemban amanat sebagai Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Sebelumnya semasa aktif sebagai polisi ia pernah menjabat sebagai Kapolda Bali pengganti Irjen Pol. Benny Mokalu dan Kepala Divisi Humas Mabes Polri. Lulusan Akademi Kepolisian tahun 1984 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Ia resmi pensiun dini dari kepolisian pada tahun 2015 setelah ditunjuk oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebagai Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM.
Pengamat kemasyarakatan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Jetty Tamanampo-M ketika dimintai tanggapan mengatakan, pola piker masyarakat pada 2024 mendatang berbeda dengan saat ini.
“Memang pemilihan gubernur masih panjang. Masih ada kejutan-kejutan yang akan terjadi. Namun dari segi masyarakat, tentu pola pikir mereka dalam memilih pemimpin akan berbeda,” ujar Jetty diwawancarai Kamis (07/10/2021).
Menurut dia, penyebabnya selain dampak pandemic Covid-19, pemilih nantinya bakal terbelah dalam menentukan pilihan.
“Tentu sisi pragmatis masih bisa terjadi. Pandemi membuat sejumlah mata pencaharian warga hilang. Intinya tinggal bagaimana strategis para kandidat untuk mensosialisasikan diri kepada masyarakat,” ujar dosen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Unsrat ini.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait