WASHINGTON, iNews.id – China diultimatum secara tidak langsung oleh Amerika Serikat (AS). Begitulah pengamat menilai kunjungan lima hari Presiden AS Joe Biden ke Jepang dan Korea Selatan (Korsel).
BACA JUGA: Taliban Perintahkan Perempuan Pembawa Acara TV Wajib Bercadar
Informasi diperoleh, ketegangan terjadi di Asia pascainvasi Rusia ke Ukraina. China disebut bakal melakukan tindakan serupa yang dilakukan Rusia ke Ukraina.
China diduga akan melakukan penyerangan ke Taiwan dalam rangka pencaplokan wilayah.
Selain China, Korea Utara (Korut) juga jadi bagian ultimatum AS dalam kunjungan Biden kedua negara Asia tersebut.
Joe Biden dijadwalkan bertemu dengan Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk-yeol di Seoul dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo.
BACA JUGA: Alamak! ART di Tomohon Kelabui Majikan, Gasak Uang Ratusan Juta di ATM Sejak 2021
"Pada intinya (perjalanan) ini adalah tentang membangun jaringan aliansi di Asia Timur,">Evan Medeiros, seorang spesialis Asia dalam pemerintahan Barack Obama.
Sanksi menyapu yang dipimpin Biden terhadap Rusia tidak akan sesederhana itu terhadap Beijing.
Memperumit pesan Biden, pemerintahannya belum menyusun rencana untuk melawan Beijing jika bergerak untuk merebut kembali pulau Taiwan yang diperintah sendiri, bahkan ketika intelijen AS melihat persiapan sedang berlangsung.
Demikian pula, ada sedikit strategi publik untuk melawan kebijakan penguncian tanpa-COVID Beijing yang diyakini beberapa ekonom dapat memicu resesi global.
Bahkan dengan kekurangan itu, dukungan untuk Washington dari Seoul dan Tokyo lebih kuat daripada dalam sejarah baru-baru ini.
"Presiden beruntung karena memiliki rekan sejawat," kata Michael Green, pakar Asia di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington. "Saya sedang menghitung hal ini, dan setidaknya sudah 20 tahun sejak seorang presiden Amerika dapat melakukan perjalanan ke Jepang dan Korea dan mengandalkan para pemimpin di kedua negara yang sangat pro-aliansi."
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait