JAKARTA, iNews.id – Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas Partai Golkar hingga membentuk koalisi bersama PAN dan PPP, terus memunculkan euforia baru dikalangan politisi.
KIB yang dibentuk disinyalir untuk kepentingan Airlangga Hartarto yang akan diusung menjadi Calon presiden (Capres) di 2024, terus jadi pembahasan.
BACA JUGA: Ukraina Menyerah dari Rusia di Mariupol, Pasukan Ditarik Mengungsi
Meski demikian, ada juga yang menyebut KIB dibentuk sebagai upaya penegasan kepada PDIP dan Gerindra bahwa akan ada perlawanan pasca Jokowi habis masa jabatannya.
Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi memastikan KIB tak akan menganggu jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Diketahui, koalisi ini digagas oleh beberapa parpol pendukung pemerintah seperti Golkar, PAN dan PPP.
BACA JUGA: Milinkovic-Savic Amankan Posisi Lazio di Liga Europa Musim Depan
"Kesetiaan KIB kepada Pemerintahan Jokowi - Ma’ruf Amin tidak usah diragukan lagi. Tidak ada agenda politik tersembunyi atau terselubung," kata Viva dikutip Selasa (17/5/2022).
Jubir PAN itu menyatakan bahwa kerja-kerja politik KIB akan dilakukan secara transparan. Apalagi, Airlangga Hartarto dan Suharso Monoarfa adalah menteri di kabinet, maka tentu akan bekerja maksimal bekerja untuk rakyat.
"Bahkan menurut Bang Zulkifli Hasan, PAN akan terus berkomitmen menjadi partai koalisi pemerintah, sampai berakhirnya purnatugas pemerintah setelah pemilu 2024 nanti," ujarnya.
Viva mengatakan bahwa KIB adalah koalisi lahir batin, karena banyak mempertemukan cita-cita dan gagasan politik untuk membangun peradaban Indonesia ke depan.
BACA JUGA: Ini Daftar Resmi 22 Klub yang Lolos Liga Champions 2022/2023
"Ini adalah bagian dari pemerintahan Jokowi - Ma’ruf Amin. Oleh karena itu dalam rencana kerja selanjutnya dipastikan akan bertanggungjawab untuk dapat meningkatkan kinerja pemerintahan," pungkasnya.
Sementara itu, Politikus PDI-Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno angkat bicara ihwal pembentukan KIB yang digagas Partai Golkar, PAN, dan PPP.
Menurutnya, langkah politik itu merupakan hal yang wajar untuk dilakukan. Menurut dia, saat ini parpol-parpol berusaha memosisikan diri untuk berpartisipasi secara maksimal pada perhelatan politik 2024. Ia menduga, hal ini sebagai bentuk daya tawar politik dari ketiga parpol tersebut.
"Bisa jadi. Dalam politik, posisi tawar penting. Tiket masuk gelanggang itu penting," kata Hendrawan saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (16/5/2022).
Kendati demikian, dia menuturkan bahwa di dalam politik, masyarakat tak boleh sebentar-sebentar terkejut. Sebab, manuver-manuver serupa atau berbeda akan mewarnai dinamika ke depan. "Semua baru jelas menjelang tenggat waktu (deadline) pencalonan dan jadwal pemilu," ujarnya.
Ia pun tak bisa mengira apakah ketiga parpol tersebut akan solid terus bersama hingga waktu pendaftaran peserta Pemilu 2024, dalam hal ini untuk pemilihan presiden (Pilpres) secara resmi dibuka penyelenggara pemilu. Menurutnya, soliditas koalisi ini akan ditentukan oleh sejumlah aspek.
"Kesamaan persepsi, aspirasi dan prediksi ke depan, menentukan lama tidaknya koalisi bertahan," katanya.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait