KYIV, iNews.id – Militer Rusia dan Ukraina membuat lokasi baru pertempuran. Wilayah Donbas Timur jadi pilihan dua negara tersebut untuk berperang.
Ukraina melancarkan serangan balasan di dekat kota strategis Izium yang dikuasai Rusia.
BACA JUGA: Sadis! Pria Ini Tembak Mati 10 Orang dan Lakukan Siaran Langsung
Dilansir Reuters, Minggu (15/5/2022), di barat Ukraina dekat perbatasan Polandia, rudal menghancurkan infrastruktur militer semalam dan ditembakkan ke wilayah Lviv dari Laut Hitam, kata pejabat Ukraina.
Pasukan Ukraina telah mencapai serangkaian keberhasilan sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, memaksa komandan Rusia untuk meninggalkan serangan di Kyiv dan kemudian membuat kemajuan pesat di timur laut untuk mengusir mereka dari kota terbesar kedua Kharkiv.
BACA JUGA: Video Pelajar Pria Aniaya Pelajar Wanita Diduga Pacarnya Bikin Gempar Warga Pinrang
Sejak pertengahan April, pasukan Rusia telah memfokuskan sebagian besar senjata mereka ke Donbas setelah gagal merebut ibu kota.
Sebuah penilaian oleh intelijen militer Inggris yang dikeluarkan pada hari Minggu mengatakan Rusia telah kehilangan sekitar sepertiga dari pasukan tempur darat yang dikerahkan pada bulan Februari. Serangan Donbas-nya telah jatuh "jauh di belakang jadwal" dan tidak mungkin membuat kemajuan pesat selama 30 hari mendatang, kata penilaian itu.
Pada Sabtu malam, Ukraina menerima dorongan moral dengan kemenangan dalam Kontes Lagu Eurovision, sebuah kemenangan yang dilihat sebagai tanda kekuatan dukungan rakyat untuk Ukraina di seluruh Eropa.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyambut baik kemenangan itu, tetapi mengatakan situasi di Donbas tetap sangat sulit dan pasukan Rusia masih berusaha menyelamatkan semacam kemenangan di wilayah yang dilanda konflik sejak 2014. "Mereka tidak menghentikan upaya mereka," katanya.
Invasi Moskow, yang disebutnya "operasi khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis, telah mengguncang keamanan Eropa. Kyiv dan sekutu Baratnya mengatakan pernyataan fasisme adalah dalih tak berdasar untuk perang agresi yang tidak beralasan.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait