KABUL, iNews.id – Dipenghujung Ramadan jadi peristiwa menyedihkan di Kabul, Afganistan, Jumat (29/4/2022) waktu setempat.
Betapa tidak, sebuah bom meledak di Masjid Kabul dan menewaskan sekira 10 orang dan 20 lainnya terlauka.
BACA JUGA: Chelsea di Ujung Tanduk, Investor Amerika Tolak Jadi Pemilik
Dikutip The Independent, penduduk setempat mengatakan mereka khawatir jumlah korban tewas bisa meningkat karena ratusan jemaah memadati Masjid Khalifa Aga Gul Jan untuk salat Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan.
Juru bicara kementerian dalam negeri yang ditunjuk Taliban, Mohammad Nafi Takor, mengatakan dia tidak bisa memberikan rincian lebih lanjut karena petugas keamanan Taliban mengepung daerah itu.
BACA JUGA: Ini Daftar Biaya Haji Indonesia di 13 Embarkasi
Sumber ledakan itu tidak segera diketahui dan tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
Ledakan itu begitu keras sehingga lingkungan masjid terguncang akibat ledakan itu, kata penduduk, yang berbicara tanpa menyebut nama, karena khawatir akan keselamatan mereka sendiri.
Ambulans bergegas ke lokasi, mengemudi ke ujung jalan sempit di lingkungan timur Kabul untuk mencapai masjid, yang dimiliki oleh mayoritas Muslim Sunni Afghanistan.
Ledakan itu adalah yang terbaru dari serangkaian ledakan di tengah serangan tanpa henti di seluruh negeri.
Serangan serupa terhadap masjid baru-baru ini menargetkan minoritas Muslim Syiah di negara itu dan diklaim oleh afiliasi regional kelompok Negara Islam, yang dikenal sebagai Negara Islam di Provinsi Khorasan atau IS-K.
Sedikitnya sembilan orang tewas dan 13 terluka setelah bom meledak di dua mobil van penumpang di utara kota Mazar-e-Shari pada Kamis.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan van itu dijalankan dan digunakan oleh komunitas Syiah setempat, sebuah sekte minoritas di Afghanistan yang sering menjadi sasaran serangan. Isis mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dalam sebuah posting Telegram.
Pekan lalu, ledakan di sebuah sekolah menengah di daerah yang didominasi Syiah Hazara di Kabul barat menewaskan sedikitnya enam orang.
ISIS telah meningkatkan serangannya di Afghanistan untuk menjadi musuh utama Taliban sejak mereka mengambil alih negara itu Agustus lalu.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait