JAKARTA, iNews.id – Setelah kabar bahagia dari Presiden Jokowi yang menaikkan anggaran bantuan sosial (Bansos) hingga menyentuh Rp431 Triliun serta THR bagi para ASN, masyarakat kembali dibuat sedih dengan fakta bakal adanya kenaikan harga bahan pokok lagi.
BACA JUGA: Ini Kisah Unik Orang Terkaya di Indonesia Hadapi Pandemi Covid-19
Bagaimana tidak, pernyataan Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi yang mengatakan sejumlah bahan pokok di pasar internasional mengalami kenaikan, tentunya jadi sinyal emerintah akan menaikkan harga bahan pokok.
Saat ini, kenaikan sangat memberatkan. Sebut saja gula, saat ini harga gula naik hingga tembus Rp 15.000 per kilogram. Padahal sebelumnya, harga jual di pasaran di patok Rp 12.000 per kilogram.
Mendag menjelaskan, harga gula tertinggi sebelum masa pandemi terjadi pada 12 Februari 2020 sebesar Rp 6.160/kg. Selama dua tahun periode pandemi (11 Maret 2022 sampai 8 April 2022) telah terjadi kenaikan harga gula sebesar 56,36 persen.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, harga gula per 8 April 2022 mengalami peningkatan sebesar 13,31 persen.
"Harga gula internasional diproyeksikan akan mengalami sedikit penurunan dan pada Desember 2022 menjadi sebesar Rp 7.541/kg (USD 519/ton)," kata Mendag Lutfi eksklusif kepada MNC Portal Indonesia, beberapa waktu lalu.
BACA JUGA: Mobil Rombongan Grup Musik Debu Kecelakaan di Tol Probolinggo, 2 Tewas dan 4 Luka
Dia melanjutkan, untuk komoditas lain seperti jagung juga mengalami kenaikan di pasar global. Lutfi menguraikan, harga jagung dunia tertinggi sebelum masa pandemi terjadi pada 12 Juli 2019 sebesar Rp 2.677/kg (USD 190/ton).
Selama periode pandemi (11 Maret 2020-8 April 2022) terjadi kenaikan harga jagung dunia sebesar 101,4 persen.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, harga jagung dunia per 8 April 2022 mengalami peningkatan sebesar 10,12 persen.
"Harga jagung internasional diperkirakan mengalami penurunan hingga September 2022. Diperkirakan harga sebesar Rp 4.066/kg (USD 274/ton)," tutur Mendag.
Kemudian, Mendag Lutfi memaparkan perkembangan harga gandum internasional. Dia bilang, harga gandum tertinggi sebelum masa pandemi terjadi pada 27 Januari 2020 sebesar Rp 3.240/kg.
Selama dua tahun periode pandemi (11 Maret 2020 hingga 8 April 2022) telah terjadi kenaikan harga sebesar 93,2 persen.
"Harga gandum per 8 April 2022 sebesar Rp 5.816/kg atau lebih tinggi 13,8 persen dari awal invasi," ungkapnya.
Dia memproyeksikan, harga gandum internasional akan terus cenderung stabil namun tetap lebih tinggi dari level sebelum inflasi. Proyeksi harga pada Desember 2022 sebesar Rp 5.597/kg.
Lutfi juga membeberkan soal perkembangan harga daging sapi di pasar global. Harga tertinggi sapi bakalan sebelum terjadi pandemi Covid-19 sebesar Rp 31.275/kg pada Juli 2019.
Selama periode pandemi (11 Maret 2020-5 April 2022), terjadi kenaikan harga sapi bakalan sebesar 75 persen. Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, harga sapi bakalan per 5 April naik 12 persen.
Ia pun memproyeksikan harga sapi bakalan mengalami tren kenaikan hingga bulan Desember 2022 menjadi Rp 64.034/kg.
Meski harga sapi naik, Mendag bersama dengan ID FOOD telah menyiapkan alternatif daging kerbau untuk dikonsumsi masyarakat. Tentu harganya lebih terjangkau dibanding daging sapi. Sehingga masyarakat tak perpaku membeli daging sapi.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait