BELGOROD, iNews.id – Ukraina diklaim menyerang beberapa titik di Rusia. Ledakan hebat mengguncang desa kecil di selatan kota Belgorod, Rusia , pada Selasa malam. Sumber di Ukraina mengeklaim ledakan yang menerangi langit wilayah itu disebabkan oleh serangn rudal balistik militer Kyiv yang menargetkan gudang amunisi. Meskipun tidak ada laporan tentang korban sipil, empat tentara Rusia dilaporkan terluka dalam ledakan itu.
Video ledakan pertama, diikuti oleh ledakan sekunder, mulai beredar secara online pada Selasa malam waktu setempat. Laporan awal berspekulasi bahwa seseorang di depot senjata salah menangani amunisi.
Namun, media Ukraina segera mengeklaim bahwa Brigade Rudal ke-19 militer mereka telah menembakkan rudal balistik taktis Tochka-U ke gudang senjata Rusia.
Kepala daerah setempat, Vyacheslav Gladkov, mengatakan kepada media Rusia bahwa ledakan itu terjadi di desa kecil Red October, sekitar setengah jalan antara Belgorod dan perbatasan Ukraina.
“Tidak ada korban jiwa di antara warga, dan tidak ada kerusakan di desa tersebut. Layanan darurat berada di tempat kejadian. Kami akan mengetahui penyebab kejadiannya nanti," kata Gladkov dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Russia Today.
Ledakan sekunder dilaporkan berhenti setelah sekitar setengah jam. "Empat prajurit terluka ketika sebuah proyektil menghantam sebuah instalasi militer di wilayah Belgorod," tulis kantor berita TASS di Rusia, Rabu (30/3/2022).
Serangan itu terjadi setelah Rusia mengumumkan akan secara drastis mengurangi aktivitas militernya di Ukraina utara, termasuk di dekat Kyiv dan Chernigov, sebagai tanda itikad baik untuk pembicaraan damai dengan Ukraina.
Delegasi dari kedua belah pihak bertemu di Istanbul, Turki, sebelumnya pada hari Selasa dan menetapkan parameter mereka untuk negosiasi.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengatakan kepada wartawan bahwa tujuan utama dari operasi militer telah tercapai dan sekarang akan fokus pada “pembebasan Donbass", mengacu pada dua wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina dan telah diakui Moskow sebagai dua negara merdeka. Moskow mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari, menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kyiv untuk menerapkan ketentuan Perjanjian Minsk dan mengakhiri konflik dengan wilayah Donetsk dan Luhansk yang memisahkan diri dari pemerintah Ukraina di Kyiv.
Rusia menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin Amerika Serikat.
Kyiv menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan telah membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali dua republik di Donbass dengan paksa.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait