MINNESOTA, iNews.id – Penemuan mutakhir kembali terjadi. Sejumlah ilmuwan di University of Minnesota berhasil menemukan efektivitas pil pencegah kehamilanyang bisa dikonsumsi oleh pria. Artinya, kini peran kaum adam untuk ikut membantu perempuan melakukan pencegahan kehamilan juga terbuka lebar.
Pasalnya sejak pil kontrasepsi untuk perempuan ditemukan di tahun 1960-an, belum juga ada satu pun pil yang sama dibuat untuk kaum hawa.
Saat ini pilihan yang tersedia buat para lelaki untuk mencegah kehamilan adalah kondom dan vasektomi. Hadirnya pil yang dikembangkan kelompok ilmuwan dari University of Minnesota memang bisa membuka harapan.
Pasalnya penelitian yang mereka lakukan menunjukkan kemajuan yang berarti. Hal itu ditandai oleh perkembangan tikus-tikus laboratorium yang telah mengonsumsi pil itu.
Situs The New Atlas menyebutkan tikus-tikus itu memperlihatkan tanda pencegahan kehamilan yang efektif dan reversibilitas dalam beberapa minggu, Selain itu sama sekali tidak ditemukan efek samping dari konsumsi pil itu.
“Para ilmuwan telah mencoba selama beberapa dekade untuk mengembangkan kontrasepsi oral pria yang efektif, tetapi masih belum ada pil yang disetujui di pasaran,” kata Md Abdullah Al Noman dari University of Minnesota.
Mereka juga memaparkan saat ini upaya yang telah dilakukan untuk kontrasepsi oral kaum adam cukup riskan. Pasalnya pengembangan dilakukan dengan menargetkan testosteron hormon seks pria. Alhasil para lelaki kemungkinan mengaklami efek samping seperti penambahan berat badan, depresi dan peningkatan kadar kolesterol low-density lipoprotein (dikenal sebagai LDL).
“Kami ingin mengembangkan kontrasepsi non-hormonal pria untuk menghindari efek samping ini,” kata Noman, yang juga dari University of Minnesota.
Pil yang mereka kembangkan memiliki target yang berbeda. Objek yang ingin dilemahkan adalah protein yang disebut retinoic acid receptor alpha (RAR-α).
Protein itu untuk singkatnya memainkan peran penting dalam pertumbuhan sel, pembentukan sperma dan perkembangan embrio. Tikus-tikus laboratoroium yang mengonsumsi pil itu akhirnya memiliki gen RAR-α yang tidak lagi aktif. Artinya kemampuan untuk membuahi dihilangkan.
Para ilmuwan dari University of Minnesota sendiri akan mulai mencoba pengujian pada manusia di akhir tahun ini. "Karena akan sangat sulit untuk memastikan apakah hasil yang ada di hewan juga akan terjadi pada manusia," jelas Noman.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait