SEMARANG, iNews.id – Terapi Kretek-kretek viral dimedia sosial. Metode pengobatan kretek-kretek alias chiropractic itu sedang digandrungi warga Kota Semarang setelah viral di media sosial.
Metode chiropractic dilakukan dengan menekan seluruh organ tubuh hingga berbunyi kretek-kretek.
Pasien yang datang sebagian besar punya keluhan, seperti saraf kejepit, nyeri punggung hingga sakit kepala berkepanjangan.
"Chiropractic ini pengobatan terapi dari China termasuk pengobatan tradisional untuk menata susunan tulang belakang," kata terapis chiropractic Aryo Wicaksono, Kamis (3/3/2022).
Pria yang berpraktik di kawasan Tembalang, Kota Semarang ini menjelaskan fungsi terapi ini cocok untuk pasien yang mengalami sakit pinggang menahun atau saraf kejepit. Sekaligus membantu meringankan migrain, dislokasi tulang hingga salah posisi tidur.
"Dengan mereposisi tulang, maka struktur tubuh manusia akan kembali normal, sehingga metabolisme tak ada hambatan," kata Aryo.
Hampir seluruh organ tubuh yang bertulang bisa berbunyi kretek ketika ditekan atau ditarik, termasuk dua daun telinga yang berbuyi kretek saat ditarik. Meski demikian, pasien tak kesakitan bahkan sebaliknya merasa lebih nyaman dan lega setelah terdengar bunyi kretek-kretek.
Pasien tak hanya datang dari Kota Semarang, tetapi juga daerah lain, seperti Demak, Batang hingga Pulau Sumatera. Seperti salah pasien, Danang Haryudanto yang mengalami pusing menahun. Ia datang dari Semarang untuk merasakan sensasi kretek-kretrk.
"Agak enakan, yang tadinya ototnya narik sampai kaki sudah lumayan. Lega, habis ditarik itu sudah enakan," kata Danang.
Muhammad Zayin, pasien saraf kejepit juga merasakan hal serupa. "Punggung saya kencang, sampai pundak dan kepala sampai pusing karena kerja saya banyak duduk sekitar 1-2 tahun, tapi terasa sakitnya baru sebulanan," katanya.
Dia memilih terapi kretek-kretek karena sudah berobat ke tukang pijat tulang. Kali ini ia merasa cocok karena merasa tulangnya ada yang diperbaiki dan agak tegap.
Terapi chiropractic dilakukan selama 30-45 menit tergantung kondisi pasien. Protokol kesehatan juga dilakukan secara ketat karena semua pasien telah terjadwal sehingga tak terjadi penumpukan antrean di lokasi.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait