JAKARTA, iNews.id – Minyak mentah melonjak drastis! Berdasarkan data pasar New York Mercantile Exchange (NYMEX), minyak mentah Brent kontrak Mei 2022 menyentuh USD118,22 per barel, tertinggi sejak Februari 2013.
Pada pukul 12:38 WIB, kontrak ini berada di harga USD116 per barel atau naik 3,55% dari sesi sebelumnya di USD112,93 per barel. Brent kontrak Juni 2022 melesat 3,12% di USD111,67 per barel, dan Brent kontrak Juli 2022 melejit 2,33% di USD106,59 per barel.
Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 menyentuh level tertinggi 11 tahun terakhir di USD114,78 per barel. WTI kontrak Mei 2022 naik 3,32% di USD110,61 per barel dan WTI kontrak Juni 2022 menanjak 3,15% di USD105,5 per barel.
Melonjaknya komoditas minyak terjadi menyusul sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap sektor penyulingan minyak dari Rusia yang menimbulkan kekhawatiran di tingkat global.
Sejauh ini Washington telah berhenti menargetkan pengiriman ekspor minyak dan gas Negeri Beruang Merah di tengah upaya pemerintahan Biden dalam mengontrol pasar minyak global dan harga energi AS.
"Saya pikir, selama Barat masih menahan pasokan dari Rusia, maka harga minyak masih akan terus melambung," kata analis OANDA Jeffrey Halley, dilansir Reuters, Kamis (3/3/2022).
ANZ Australia menaikkan target jangka pendek untuk harga minyak menjadi USD125 per barel, dengan alasan bahwa kekurangan pasokan bisa membuat kenaikan terus bertambah.
Data Badan Energi Internasional mencatat Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia dan pengekspor minyak terbesar di tingkat global. Ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia mencapai 7,8 juta barel per hari pada Desember 2021.
Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Bumi dan sekutu mereka termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, memutuskan untuk mempertahankan peningkatan produksi sebanyak 400.000 barel per hari pada bulan Maret di tengah lonjakan harga minyak mentah dunia.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait