MANADO, iNewsManado.com – Erupsi Gunung Ruang di Tagulandang, Kabupaten Sitaro terus memunculkan kekhawatiran dimasyarakat. Apalagi, kejadian itu memicu 4 gunung api di Sulawesi utara, yakni, Gunung Awu, Gunung Karangetang, Gunung Lokon dan Gunung Soputan meningkat status bahayanya.
Data dari pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, per 2 Mei 2024 aktivitas Gunung Awu, Gunung Karangetang, Gunung Lokon dan Gunung Soputan terus dipantau.
Gunung Awu berada pada level Siaga, sementara tiga gunung lainnya berada pada status waspada.
Profil 4 Gunung Api di Sulut yang Rawan Erupsi.
1. Gunung Awu
Foto/Istimewa
Gunung dengan ketinggian 1320 mdpl ini berada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.
Berdasarkan catatan sejarah gunung ini termasuk gunung api yang mempunyai masa istirahat yang panjang. Tetapi setiap letusannya selalu tergolong besar. Letusan dahsyat pernah terjadi pada tahun 1711, 1812, 1856, 1822, 1892, dan 1966 dengan aliran piroklastik dan lahar dahsyat dengan total 11.048 korban jiwa, akibat seluruh letusan sejak 1700.
Karakteristik erupsi Gunung Awu dapat bersifat magmatik eksplosif, efusif maupun freatik. Erupsi terakhirnya pada Juni 2004 menghasilkan kolom erupsi setinggi 2 km di atas puncak dan menyisakan kubah lava di dalam kawahnya yang memiliki diameter sekitar 370 meter dan tinggi sekitar 30 meter.
2. Gunung Karangetang
Foto/Pos PGA Karangetang
Gunung Karangetang adalah gunung api di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro.
Gunung Karangetang adalah salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia dengan letusan sebanyak lebih dari 40 kali sejak 1675 serta banyak letusan kecil yang tidak terdokumentasi pada catatan sejarah.
Pada letusan gunung Karangetang tahun 1997 menewaskan 3 orang.
Pada 2011, Gunung Karangetang mengeluarkan api dan awan panas. Sementara, awan panas Karangetang mengarah ke Barat, ke arah tiga kampung yakni Kampung Kinali, Mini dan Winangun. Awan panas dan guguran lava diketahui telah merusak satu jembatan dan rumah warga.
3. Gunung Lokon
Foto/Istimewa
Gunung Lokon berada di dekat Kota Tomohon. Gunung ini memiliki ketinggian 1.580 m dari permukaan laut. Sesuai namanya, Gunung Lokon berarti yang tertua dan terbesar.
Tanggal 10 Juli 2011 sebelum meletus, Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni 2011.
Pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter. Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter. Letusan ini mengakibatkan lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranya Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado. Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.[6]
4. Gunung Soputan
Foto/Istimewa
Gunung Soputan terbentuk pada masa Kuarterner di tepi selatan kaldera Tondano, dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Sulawesi. Tercatat telah terjadi letusan yang cukup sering dalam rentang waktu beberapa tahun sekali.
Gunung Soputan menjadi sumber material berupa batu dan pasir, daerah kaki gunung Soputan memiliki material yang baik untuk bahan pembangunan rumah atau gedung oleh masyarakat sekitar.
Letusan Soputan tercatat terjadi pada tahun 1785, 1819, 1833, 1845, 1890, 1901, 1906, 1907, 1908-09, 1910, 1911-12, 1913, 1915, 1917, 1923-24, 1947, 1953, 1966-67, 1968, 1970, 1971, 1973, 1982, 1984, 1985, 1989, 1991-96, 2000-03, 2004, 2005, 2007, 2008, 2011, 2012, 2018. Tipe erupsi dari Soputan adalah ledakan, kubah lava, aliran piroklastik, dan aktivitas strombolian.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait