MANADO, iNewsManado.com – Tradisi unik warga Manado jelang Ramadhan selalu jadi pemandangan tersendiri.
Tradisi jelang bulan suci ramadhan tidak hanya ditunggu-tunggu Umat Muslim, namun momen tersebut juga jadi daya tarik masyarakat non muslim di Manado.
Manado pada khususnya dan Sulawesi Utara pada umumnya didiami masyarakat multietnis dan beragam Agama. Tingkat toleransi tinggi antar masyarakat membuat daerah ini sulit disulut.
Menyambut Ramadhan, tradisi unik warga yang dilakukan. Inipun jadi budaya turun temurun sejak dahulu.
5 Tradisi Unik Warga Manado Jelang Ramadhan dirangkum iNewsManado.com pada Jumat (8/3/2024).
Pungguan
Foto/Istimewa
Tradisi unik warga manado jelang Ramadhan yang pertama adalah Pungguan. Tradisi ini dijalankan masyarakat di Kelurahan Jawa Tondano, Minahasa.
Pungguan atau ziarah makam leluhur keluarga dilaksanakan di kompleks pemakaman Kelurahan Kampung Jawa Tondano.
Pungguan bertujuan untuk mendoakan arwah para leluhur yang sudah meninggal naik ke atas, yakni naik ke hadapan Allah Swt.
Pungguan dilakukan masyarakat Jaton satu minggu menjelang puasa Ramadhan. Selain berziarah, hal utama yang dilakukan masyarakat adalah membersihkan makam, doa bersama dan bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat, baik dari Kelurahan Kampung Jawa Tondano maupun sekitarnya.
Ba Coho
Foto/Istimewa
Tradisi unik jelang Ramadhan yang berikutnya adalah Ba Coho dari Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Ba Coho dilakukan menggunakan parutan kelapa.
Tradisi ini dilakukan terlebih dahulu di rumah sebelum menuju tempat pemandian umum yang dilakukan warga untuk mandi berjamaah. Tradisi Ba Coho disebut juga keramas rambut dengan parutan kelapa.
Pawai Obor
Ilustrasi/Istimewa
Tradisi unik warga manado jelang Ramadhan selanjutnya adalah tradisi pawai obor atau Tabtu. Tabtu biasanya diikuti ratusan hingga ribuan peserta dan mengitari rute yang disiapkan panitia. Obor peserta diketahui terbuat dari bambu.
Mandi Berjamaah
Foto/Istimewa
Tradisi unik warga manado jelang Ramadhan berikutnya adalah mandi berjamaah. Jelang Ramadhan, umat muslim melakukan mandi berjamaah. Lokasi pun dilakukan diberbagai tempat. Bisa di pantai dan sungai. Biasanya sebelum mandi ada doa yang dibacakan.
Mo Nisip
Foto/Istimewa
Tradisi Mo nisip adalah baca doa arwah di Bulan Sya’ban dilakukan pada bulan Sya’ban menjelang bulan Ramadhan. Tradisi ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang, dan dilakukan oleh setiap keluarga dalam satu rumah. Dalam kegiatan Mo nisip / baca doa arwah, satu keluarga menyiapkan makanan dan minuman untuk dihidangkan setelah selesai baca doa tersebut.
Itulah Tradisi unik warga manado jelang Ramadhan. Semoga bermanfaat dan menambah informasi tentang beragam budaya di Indonesia.
Editor : Fabyan Ilat