BOLMUT, iNewsManado.com - Meski memiliki keterbatasan fisik sejak lahir, namun Han Lomuli (57) mampu menyekolahkan anaknya hingga sampai ke jenjang Strata 1 (S1) di Universitas Negeri ternama di Kota Manado, Sulawesi Utara (Sulut).
Kisah inspiratif ini datang dari seorang gadis cantik, warga Desa Ollot II, Dusun Goyo, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulut.
Adalah Sri Wulandari Lomuli, anak dari pasangan Han Lomuli dan Aisya Shabudin (54) ini meski lahir dari keluarga miskin namun tidak membuatnya patah semangat untuk sekolah.
Kepada iNewsManado, Wulan, sapaan akrabnya mengaku sangat bersyukur punya ayah yang hebat dan luar biasa. Walaupun ekonomi keluarga yang begitu kurang memadai, jiwa dan raga kedua orangtuanya tidak pernah patah untuk menyekolahkan dia dan adik perempuannya.
"Mau hujan panas tetap berkebun demi mendapatkan uang untuk keperluan anak-anaknya, semoga dibalik mata papa yang kondisinya memang tidak seperti mata kita (cacat fisik/buta dari lahir ) Allah swt selalu melindungi papa dari segalanya aamiin," tutur Wulan, Minggu (19/11/2023).
Wulan bisa kuliah di Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado dengan memanfaatkan beasiswa Bidikmisi yang didapatnya. Selain itu dari hasil kebun yang ditanam sang ayah dan ibu dapat dinikmati keluarga dan bisa membiayai kuliahnya meski bisa dibilang tidaklah mencukupi.
"Untuk biaya kuliah saya dapat beasiswa, kadang juga dari hasil kebun seperti Pisang , cabe dan tanaman bulanan lainnya yang dijual mama, kadang juga wulan deng adik yang jualan di pasar,,selain itu saya jualan pulsa juga," kata Wulan.
Yang selalu diingat oleh Wulan adalah ucapan dari ayahnya waktu pertama kali masuk kuliah. Ayahnya berpesan kalau dia harus bisa menyelesaikan kuliahnya agar bisa menjadi kebangaan kedua orangtua dan bisa membantu melanjutkan pendididikan adiknya, Grenita Gilang Lomuli.
Wulan berfoto bersama ayahnya, Han Lomuli (Foto : Dokumentasi Pribadi Wulan)
"Karena harapan papa mama ada sama wulan," kata Wulan menirukan pesan ayahnya waktu itu.
Wulan akhirnya bisa menyelesaikan kuliahnya pada 21 Januari 2022 lalu dan berhak menyandang gelar Sarjana Peternakan (S.Pt). Pada 25 mei 2022 dia diwisuda di kampus Unsrat Manado. Selesai di wisuda, hal yang pertama dilalukannya adalah pulang ke kampung halamannya di Dusun Goyo menemui orangtuanya.
Dengan masih memakai jubah wisuda, dia menuju ke rumah ayah dan ibunya yang selama ini mereka tempati siang hari malam untuk mencari rejeki demi kedua anak perempuanya. Dia berfoto dengan ayahnya di depan rumah sederhana berdinding papan dan beratap rumbia yang jauh sekali dari kesan mewah.
"Rumah papa paling banyak sejarah hidup. Dari rumah ini papa, mama berfikir tiap hari untuk bagamna bisa mencari uang untuk kami. ini rumah perjuangan sekali, papa tinggal disini bertahun-tahun untuk mencari uang. Jadi rumah ini tempat inspirasi hidup untuk saya dan adik saya," katanya.
Wulan hanya bisa mengucapkan terimakasih untuk ayah dan ibunya yang sampai saat ini belum banyak yang bisa dia berikan. Dia hanya bisa berdoa selalu semoga ayah dan ibunya diberikan oleh yang kuasa Allah swt kesehatan dan keselamatan.
Hingga kini Wulan belum mendapatkan pekerjaan tetap. Aktifitas sehari-harinya sekarang hanya jualan di rumah dan ikut jadi penyelenggara Pemilu tahun 2024 di Bolmut.
Harapannya besar untuk bisa bekerja di tempat kelahirannya di Bolmut meski hanya sebagai tenaga honorer pun dia mau, demi untuk membantu meringankan beban orangtunya dan mendapatkan biaya yang bisa menopang adiknya untuk bisa lanjut kuliah lagi.
Wulan berfoto bersama Ibunya, Aisya Shabudin di depan rumah mereka yang sederhana (Foto : Dokumentasi Pribadi Wulan)
"Adik saya kuliah di Akper Matuari Waya Manado tapi sekarang masih cuti karena keterbatasan ekonomi. Tapi hati dan tekad adik saya ingin kuliah ulang besar cuman kendalanya biaya karena kampus tempay adik saya kuliah tidak ada beasiswa," tuturnya.
Terakhir kepada iNewsManado Wulan berpesan bahwa intinya hidup ini jangan banyak gengsi, jangan banyak minder dan yang terutama jangan sombong.
"Karena dunia ini hanya titipan sementra untuk umatNya, tetap semangat dan slalu bersyukur kepada Allah swt," pungkasnya.
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait