JAKARTA, iNews.id - Exoplanet atau juga disebut dengan planet exo adalah planet yang berada di luar Tata Surya kita. Tim astronom mempelajari exoplanet menemukan satu yang mirip bentuk bola rugbi. Tim menduga bentuk planet ini disebabkan gaya pasang surut yang kuat dari bintang induknya.
Planet, yang ditemukan pada 2014 itu disebut WASP-103b dan berjarak sekitar 1.530 tahun cahaya dari Bumi. Exoplanet ini mengitari bintangnya dalam waktu kurang dari satu hari Bumi dan sedikit lebih masif dari Jupiter, serta 20 kali lebih panas.
Tapi tidak seperti raksasa gas lokal Bumi, planet ini berbentuk bujur, seperti yang dijelaskan dalam makalah yang baru-baru ini diterbitkan di Astronomy & Astrophysics.
“Pada prinsipnya kami memperkirakan sebuah planet dengan massa 1,5 kali Jupiter memiliki ukuran yang kira-kira sama, jadi WASP-103b pasti sangat mengembang karena pemanasan dari bintangnya dan mungkin mekanisme lainnya,” kata penulis utama Susana Barros, seorang astrofisikawan di Instituto de Astrofísica e Cincias do Espaço, dikutip dari Gizmodo, Jumat (14/1).
Saking miripnya WASP-103b disebut sebagai planet Jupiter panas, yang merupakan kelas planet exoplanet yang dicirikan oleh kesamaan dengan raksasa gas lokal Bumi. Planet yang baru-baru ini dianalisis bukanlah Jupiter panas pertama yang berbentuk aneh.
Pada 2019 lalu, sebuah dunia berbentuk bola yang disebut WASP-121b ditemukan membocorkan logam berat. Tapi, baru-baru ini tim astronom meneliti kurva cahaya transit planet ekstrasurya, atau caranya menghalangi sebagian cahaya bintang saat melintas di depannya dari sudut pandang kita.
Tim mempelajari kurva cahaya transit WASP-103b menggunakan karakterisasi ExOplanet Satellite (CHEOPS), sebuah teleskop luar angkasa yang dirancang untuk mempelajari struktur exoplanet. Berdasarkan kurva cahaya transit WASP-103b, tim menentukan bagaimana massa didistribusikan ke seluruh planet.
Mereka menemukan struktur internal planet itu tampak mirip dengan Jupiter, meskipun memiliki radius dua kali lipat. Mereka juga menentukan WASP-103b cukup dekat dengan bintangnya sehingga gaya pasang surut mengubah bentuk bola menjadi bentuk bulat telur.
Editor : Norman Octavianus
