MINSEL, iNews.id – Siapa tak kenal dengan sosok Giovanni Christiaan van Bronckhorst. Bek legendaris Timnas Belanda dan juga pernah memerkuat Barcelona ini merupakan salah satu pemain yang memiliki skill individu dimasanya. Berbagai pencapaian didapat Giovanni van Bronckhorst saat masih merumput.
Namun, jarang diketahui bahwa Giovanni van Bronckhorst ternyata memiliki banyak kerabat di Kelurahan Kawangkoan Bawah, Kecamatan Amurang Barat, Minahasa Selatan. Ya, di kelurahan ini, warga terkesan biasa ketika mendengar nama Giovanni van Bronckhorst, maklum kerabat Giovanni van Bronckhorst lewat keturunan sang nenek mendiami tempat itu. Bahkan, oleh sebagian orang disana menceritakan Giovanni van Bronckhorst pernah menghadiahi kerabatnya sepasang sepatu bola.
Giovanni van Bronckhorst lahir 5 Februari 1975 dan kini menjadi manajer Rangers. Ia dahulu biasanya berposisi sebagai gelandang, lalu pindah menjadi seorang bek kiri.
Selama karier klubnya, Van Bronckhorst bermain untuk RKC Waalwijk (1993-1994), Feyenoord (1994-1998), Rangers (1998-2001), Arsenal (2001-03), FC Barcelona (2003-07), dan bermain lagi di Feyenoord (2007-10).
Dia adalah pemain penting dalam kemenangan Barcelona di Liga Champions UEFA 2005–06, berada di starting line-up final Liga Champions UEFA 2006 melawan klub lamanya Arsenal, setelah bermain di setiap pertandingan Liga Champions untuk Barcelona musim itu.
Dia tampil sebanyak 106 kali untuk tim nasional Belanda, dan bermain untuk negaranya di tiga Piala Dunia (1998, 2006 dan 2010), serta tiga Kejuaraan Eropa (2000, 2004, dan 2008). Ia menjadi kapten tim Oranje pada Piala Dunia 2010 dan membawa timnya ke Final Piala Dunia FIFA 2010. Namun di final, Belanda kalah dari Spanyol dengan skor 1-0. Setelah Piala Dunia 2010, Van Bronckhorst memutuskan untuk pensiun dari sepak bola.
Giovanni van Bronckhorst adalah salah satu dari beberapa pemain dalam tim nasional Belanda keturunan Indonesia. Ayahnya, Victor van Bronckhorst adalah seorang Indo sementara ibunya Fransien Sapulete berasal dari Beilohy Amalatu, Saparua Timur, Maluku Tengah Saparua,Maluku.
Dan nenek dari garis ayahnya bermarga Manuhuttu sedangkan nenek dari garis ibunya bermarga Lilipaly, Ia masih bisa berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan aksen Indonesia Timur, walaupun ia tidak benar-benar menguasai seluruh kosakata yang ada dalam Bahasa Indonesia.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait