LONDON, iNews.id – Kelaparan yang menimpa seorang ibu asal Inggris bersama tiga anaknya membuat dia harus mengonsumsi makanan anjing. Hal ini dilakukan dengan terpaksa karena sudah tidak lagi memiliki uang untuk membeli makanan.
Perempuan yang bernama Tiffanie itu menceritakan kisah pilunya dalam sebuah film pendek untuk penggalangan dana Magic Breakfast.
Dia mengatakan telah mengalami masalah kekurangan makanan dan kelaparan selama bertahun-tahun. Orang-orang pun bisa melihat tulang rusuk mencuat di dadanya.
“Kelaparan adalah satu hal yang seharusnya tidak terjadi di Inggris. Aku sudah beberapa tahun dalam kondisi tersebut, bahkan aku bisa melihat tulang rusukku mencuat di dadaku karena aku punya tiga anak yang bergantung padaku,” tuturnya.
“Aku ingat saat itu kondisiku sangat buruk, bahkan aku pernah mengonsumsi makanan anjing,” ujarnya.
Tiffanie ingat bagaimana sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak, yang juga berarti kehilangan kesempatan untuk hidup lebih baik. “Hal-hal yang dulunya berhak kamu miliki, sekarang tidak lagi seperti itu. Kemudian kamu menyadari bahwa kamu sedang bekerja dan masih dalam kemiskinan,” ucapnya.
“Menurutku, sistemnya sudah rusak, tidak mencerminkan apa yang dibutuhkan oleh keluarga modern,” lanjutnya.
The Sun melansir, kontributor lain untuk film YouTube, No Child Too Hungry to Learn, Claire, memberi tahu bagaimana semua tagihan yang mesti dibayarkan Tiffanie telah menghabiskan uangnya.
“Saya mengalami malam-malam tanpa tidur memikirkan apakah saya akan memiliki cukup uang untuk berbelanja. Itu adalah hal yang mengerikan dan mengkhawatirkan, bagaimana kamu akan memberi makan anak-anakmu?” katanya.
Sebuah studi yang diterbitkan bersamaan dengan film tersebut menunjukkan delapan dari 10 sekolah percaya bahwa kelaparan di antara murid-murid mereka meningkat pada tahun lalu. Menurut Survei Pengukuran dan Pemantauan Magic Breakfast 2020/2021, sembilan dari 10 sekolah juga berpendapat bahwa kemiskinan telah meningkat di Inggris.
Ketua badan amal Lindsey Macdonald mengatakan, skala kemiskinan dan kelaparan di Inggris kini sudah berada pada tingkat kritis.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait
