Kisah Haru Kakak Beradik Penjual Kue Keliling di Manado Yang Bisa Naik Haji

Subhan Sabu
Suhriah Mato (73) dan Nur Mato (71) penjual kue keliling di Manado yang bisa naik haji (Foto iNewsManado/Subhan Sabu)

MANADO, iNewsManado.com - Dua kakak beradik penjual kue keliling ini tak percaya mimpi mereka untuk bisa naik haji akhirnya kesampaian. Ditemui di Wisma Haji Sulawesi Utara, Nur Mato (71) bercerita kalau awalnya dia tidak yakin bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci.

Sejak suaminya meninggal pada tahun 1997, dia pun harus membesarkan tiga anaknya sendiri sambil berjualan kue keliling.

Hasil dari kue buatannya sendiri dipakai untuk biaya kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya. sisanya dia sisihkan untuk ditabung.

"Saya menabung di bank Muamalat. Saya tanya ke petugas bank apakah saya yang hanya penjual kue keliling ini bisa naik haji. kata petugasnya bisa, yang penting usahakan isi nomor porsi haji sebesar Rp25 juta," tutur Oma Nur sambil berurai air mata, Jumat (16/6/2023).

Dia pun kian gigih berjualan kue keliling di Kelurahan Perkamil Kecamatan Paal Dua  Setiap hari dia sisihkan uang Rp100 ribu hasil jualan kue untuk ditabung.

Hingga akhirnya pada 2013 dia bisa mengisi nomor porsi haji, dan bisa naik haji lima tahun depan.

Sayangnya selama lima tahun menunggu, mimpinya untuk naik haji tertunda karena jamaah bertambah banyak. Pada 2020 mimpinya kembali tertunda karena adanya pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah nanti sekarang baru bisa terpanggil. Syukur Alhamdulillah, bersyukur banyak kepada Allah, saya ingin bertemu Allah memohon ampun dosa-dosa saya, banyak sekali dosa saya, itulah saya ingin bertemu dengan Allah memohon ampun atas dosa saya," tuturnya.

Nasib kakaknya juga tak jauh berbeda, sejak sang suami meninggal pada 1993, Suhriah Mato (73) harus sendirian membesarkan Empat anaknya sambil berjualan kue.

Bedanya, dia tidak berjualan kue keliling melainkan menitipkan kue buatannya di warung-warung yang ada di Kampung Arab, Kelurahan Istiqlal.

Hasil dari jualan kue digunakan untuk menyekolahkan anak-anaknya dan sisanya dia tabung. Setelah semua anak-anaknya selesai sekolah, uang tabungannya kemudian dia gunakan untuk mendaftar haji pada 2013 lalu.

"Keuntungan perhari sekitar Rp50 ribu, tiap minggu saya kumpulkan kemudian setor ke bank," ujarnya.

Dia mengaku senang niatnya untuk menunaikan haji bisa kesampaian. Meski dengan kondisinya yang menggunakan tongkat, dia yakin bisa menjalankan ibadah haji.

"Yakin, saya yakin pasti bisa," pungkasnya.

Editor : Subhan Sabu

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network