MANADO, iNewsManado.com - Puasa Syawal merupakan salah satu puasa sunah yang dianjurkan karena ada keutamaan di dalamnya. Berapa hari puasa Syawal dilakukan?
Idealnya puasa sunah Syawal dilakukan selama enam hari, dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri, yakni pada 2-7 Syawal.
Sebagaimana dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadits yang dinarasikan Abu Sa'id Al Khudri ra, Hari Raya Idul Fitri termasuk ke dalam hari-hari haram berpuasa dalam Islam.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ
Artinya: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha." (HR. Muslim).
Jika mengacu pada kalender Masehi, maka puasa Syawal sudah dapat dimulai pada Minggu (23/4/2023).
Berdasarkan salah satu hadits Rasulullah SAW dijelaskan bahwa puasa syawal dikerjakan selama enam hari di bulan Syawal.
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ " مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ
Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, "Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 20 kebaikan serupa," (HR Ibnu Majah).
Adapun pelaksanaannya boleh dilakukan berurutan selama enam hari, namun boleh juga tidak berurutan waktunya asalkan dikerjakan dalam jumlah enam hari di bulan Syawal.
Sementara, mengutip NU Online, orang yang mengqadha puasa atau menunaikan nadzar puasanya di bulan Syawal tetap mendapat keutamaan seperti mereka yang melakukan puasa sunah Syawal.
Saking besarnya keutamaan puasa ini, seseorang yang berhalangan melaksanakannya di bulan Syawal, dianjurkan mengqadhanya di bulan lain.
Demikian keterangan yang bisa kita dapatkan di kitab-kitab turats, di antaranya Nihayatuz Zain karya Syekh Nawawi al-Bantani.
Tata cara puasa sunnah Syawal sama seperti puasa pada umumnya, yaitu dengan menahan diri dari makan dan minum sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.
Untuk memantapkan hati, ulama menganjurkan seseorang untuk melafalkan niat puasa Syawal. Sebab niat merupakan salah satu rukun puasa dan ibadah lain pada umumnya.
Berikut bacaan niat puasa Syawal yang dibaca pada malam hari.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah ta’ala.”
Jika lupa niat puasa Syawal pada malam hari, boleh melakukan niat pada siang harinya. Hal ini mengingat puasa Syawal merupakan puasa sunah.
Berikut adalah niat puasa Syawal jika dibaca di siang hari.
نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatisy Syawwâli lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Syawal hari ini karena Allah ta’ala.”
Editor : Subhan Sabu
Artikel Terkait