JAKARTA, iNews.id - Nasi sudah menjadi makanan pokok masyarakat di Asia, khususnya Asia Tenggara. Bahkan, bagi sebagian orang di Indonesia jika makan tanpa nasi dianggap seperti belum makan. Oleh karena itu makan nasi tiga kali sehari sudah bukan hal aneh di Indonesia.
Tapi, Anda perlu tahu bahwa konsumsi nasi berlebihan itu tidak baik. Ya, pada dasarnya apapun yang berlebihan itu akan selalu menimbulkan masalah dan itu berlaku juga pada nasi.
Bahaya konsumsi nasi berlebihan jangan dianggap sepele. Selain bisa meningkatkan kadar gula darah hingga sebabkan diabetes, juga berisiko terkena penyakit jantung.
Dijelaskan Layanan Penelitian Pertanian Departemen Pertanian Amerika Serikat, dalam 1 cangkir nasi terkandung 44,6 gram karbohidrat dan 4,25 gram protein. Jumlah ini juga tak jauh berbeda dengan beras merah yang dibilang lebih sehat karena kandungan serat yang lebih banyak.
"Faktanya, konsumsi terlalu banyak pangan tinggi karbohidrat termasuk berat dapat menyebabkan diabetes," kata Ahli Nutrisi Clyde Wilson, dikutip dari Health Digest.
Ada beberapa masalah kesehatan yang bisa Anda hadapi jika makan nasi terlalu banyak. Meski, kita juga harus tahu bahwa di dalam nasi terkandung banyak sekali nutrisi mulai dari magnesium, selenium, fosfor, mangan, dan vitamin B.
Lalu, apa saja bahaya jika konsumsi nasi berlebihan? Simak penjelasan berikut:
1. Masalah Pencernaan
Mengonsumsi nasi berlebihan dapat menyebabkan kembung, bersendawa, dan gangguan pencernaan pada beberapa orang. Masalah tersebut memicu peradangan karena kandungan karbohidrat pada nasi yang tinggi.
Pada beberapa kasus, makan nasi terlalu banyak juga menyebabkan masalah yang disebut 'small intestinal bacterial overgrowth (SIBO). Masalah ini ditandai dengan pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil.
Gejala SIBO antara lain mual, kembung, diare, nafsu makan buruk, dan sakit perut. Jika sudah mengalami kondisi ini, Anda disarankan 'puasa' nasi selama 6 minggu untuk melihat reaksi tubuh Anda.
2. Meningkatkan Risiko Diabetes
Menurut Harvard T.H. Chan of School of Public Health, beras memiliki nilai indeks glikemik (GI) 48-93. Nilai tersebut menunjukkan dampak nyata pada peningkatan kadar glukosa darah. Ya, semakin tinggi GI, semakin tinggi kadar gula dalam darah.
"Beras putih lebih sedikit seratnya dan itu kenapa lebih mungkin memengaruhi kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes," terang laporan kesehatan tersebut.
Selain meningkatkan risiko diabetes, makan nasi terlalu banyak juga dapat menyebabkan masalah sindrom metabolik, yang pada ujungnya meningkatkan risiko diabetes.
Dalam studi yang dilakukan 2013, dijelaskan bahwa perempuan yang mengonsumsi nasi putih secara rutin lebih mungkin mengembangkan masalah sindrom metabolik, dibandingkan mereka yang makan kacang-kacangan atau biji-bijian lain selain beras.
Mereka yang mengonsumsi nasi juga diketahui memiliki tingkat obesitas sentral dan hiperkolesterolemia yang lebih tinggi.
3. Berisiko Sakit Jantung
Sakit jantung merupakan salah stau penyebab kematian teratas versi World Health Organizations (WHO).
Masalah ini berkaitan dengan kandungan arsenik yang tinggi pada beras utuh, tapi tidak berlaku untuk beras putih karena proses pengelupasan dedaknya.
Dedak inilah yang diketahui mengandung arsenik tinggi. Semakin sering makan nasi dari beras utuh, maka kandungan arseniknya menumpuk di dalam tubuh dan itu meningkatkan risiko diabetes, sakit jantung, hingga kanker.
Karena itu, sangat disarankan untuk mencuci beras terlebih dulu sampai bersih dan masak menggunakan 6 gelas air per secangkir nasi. Metode masak nasi seperti ini dapat mengurangi konsentrasi arsenik sekitar sepertiganya.
Para ahli juga merekomendasikan makan berbagai jenis biji-bijian lain, jangan berpatokan hanya pada beras, seperti bulgur, farro, soba, dan millet untuk membatasi paparan arsenik.
Editor : Norman Octavianus
Artikel Terkait