YANGHAI, iNews.id - Arkeolog menemukan baju armor dari kulit yang diperkirakan berusia 2.700 tahun di China. Saat ditemukan, baju armor tersebut masih dikenakan oleh ksatria di dalam sebuah makam kuno di Yanghai dekat kota modern Turfan.
Dilansir SCI News, Jumat (10/12/2021), baju armor itu terbuat dari kulit yang terdiri potongan kulit berbentuk sisik yang disusun dengan rapi. Ada sekitar 5.444 sisik kecil dan 140 sisik bersama dengan tali dan lapisan kulit yang totalnya mencapai berat lima kilogram.
“Armor Yanghai adalah pakaian yang berbentuk rompi untuk menutupi bagian depan, selangkangan, samping dan punggung bawah,” kata Dr. Patrick Wertmann dari Institute of Asian and Oriental Studies di University of Zurich dan rekan-rekannya.
Wertmann mengatakan, baju armor ini adalah pakaian pertahanan yang paling profesional karena ringan dan ekonomis. “Potongan tali kekang yang ditemukan di makam menunjukkan bahwa pemiliknya adalah seorang penunggang kuda,” ujarnya.
Armor kulit kuno ini diperkirakan berasal dari tahun 786-543 SM, dimana armor Yanghai diproduksi secara profesional dalam jumlah besar. Baju armor dikembangkan ketika meningkatnya penggunaan kereta dalam perang dan baju besi khusus untuk penunggang kuda pada abad ke-9 SM.
“ Armor ini kemudian menjadi bagian dari peralatan standar pasukan militer Kekaisaran Neo-Asyur, yang meluas dari bagian Irak saat ini ke Iran, Suriah, Turki, dan Mesir,” kata Wertmann.
Apakah pemakai baju besi Yanghai sendiri adalah salah satu tentara asing dalam dinas Asyur yang dilengkapi dengan peralatan Asyur dan membawanya pulang atau dia merebut baju besi dari orang lain, itu masih menjadi perdebatan para arkeolog.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait