Siap-siap, Biaya Cicilan Rumah Potensi Naik 0,25%!

Iqbal Dwi Purnama
Biaya cicilan rumah potensi naik. Foto/MPI

JAKARTA, iNewsManado.com - Biaya cicilan rumah potensi naik 0,25%. Hal itu dipicu dinaikkannya suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 50 basis poin (BPS). 

Kenaikan suku bunga itu membuat sektor properti tidak bisa terelakkan lagi bakal terimbas hal itu. Salah satunya dengan imbasnya pada perbankan selaku penyalur kredit untuk menaikkan bunga pinjaman, termasuk kredit kepemilikan rumah ( KPR ). 

Tentunya ini merupakan pukulan telak kesekian bagi masyarakat yang melakukan pinjaman kepemilikan rumah. Sebab, disatu sisi warga terbebani dengan dinaikkannya harga BBM pada awal September 2022.

"Kenaikan bunga KPR mungkin 0,25%," ujar Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti (PSPI) Panangian Simanungkalit saat dihubungi MNC Portal, Jumat (23/9/2023). 

Menurut Panangian kemungkinan perbankan juga tidak mau mengambil risiko yang cukup besar dengan menaikan bunga KPR yang tinggi, karena bakal berpengaruh terhadap respons pasar. 

Kenaikan bunga yang tinggi bakal memengaruhi penyaluran likuiditas perbankan khususnya di sektor properti, karena masyarakat bakal berpikir ulang atau menunda pembelian rumah jika harus membayar bunga yang terlalu tinggi. 

Selain itu, sebelum adanya kenaikan bunga acuan, harga properti juga mengalami penyesuaian akibat adanya kenaikan harga material bahan bangunan dan ongkos energi. 

Solar yang menjadi bahan bakar untuk membawa material saja naik sekitar 32%, BBM bersubsidi lain seperti Pertalite juga bersamaan menyusul naik 31%. 

Panangian berpandangan, menjadi cukup riskan bagi bisnis perbankan maupun pengembang jika menaikkan bunga yang tinggi untuk sektor properti. 

"BI memberikan kebijakan atau signal kepada bank untuk sama-sama bertindak bijak, kalau (suku bunga) 0,5% diterima (bank), paling disampaikan kepada konsumen 0,25%, atau setengahnya," kata Panangian. 

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, menambahkan kenaikan bunga KPR akan berdampak lebih jauh pada pertumbuhan ekonomi nasional. 

Sektor properti menjadi semacam lokomotif yang menarik banyak sektor industri di belakangnya.

Bukan hanya membangun rumah, tetapi membutuhkan peralatan rumah tangga maupun hiasan rumah yang dihasilkan oleh UMKM di Indonesia. 

"Sementara konsumen tidak semua siap jika bunga KPR untuk floating rate naiknya bisa 1%-3% dari sebelum penyesuaian suku bunga acuan. Demand untuk segmen kelas menengah di sektor perumahan bisa terkoreksi. Alhasil banyak anak muda makin sulit menjangkau rumah," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di SINDOnews.com dengan judul: Siap-siap, Pak! Cicilan Rumah Bakal Membengkak

 

Editor : Fabyan Ilat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network