MANADO, iNewsManado.com - Klub sepakbola Persmin Minahasa pernah mencuri perhatian diajang sepakbola Indonesia.
Home base di Stadion Maesa, Tondano, Minahasa, klub ini dikenal dengan memanfaatkan talenta-talenta lokal yang mumpuni.
Persmin Minahasa merupakan klub kedua di Sulawesi Utara setelah Persma Manado. Di bawah Persmin Minahasa adalah Persibom Bolaang Mongondow.
Klub terakhir merupakan musuh bebuyutan Persmin Minahasa. Bagaimana tidak, pertandingan antar kedua tim selalu berada pada tensi tinggi dan duel keras atas sesama pemain sering terjadi akibat persaingan sengit kedua tim.
Pada musim kompetisi 2006, Persmin berhasil menjadi juara grup Wilayah Timur Divisi Utama saat diasuh arsitek Djoko Malis.
Persmin Minahasa didirikan pada tahun 1963 dan merupakan salah satu tim kuda hitam diajang liga Indonesia era 90an dan 2000an.
Era kejayaan Persmin Minahasa redup pada tahun 2008. Persmin tidak lolos verifikasi sebab kekurangan pada beberapa aspek terutama finansial dan infrastruktur.
Setelah dinyatakan tidak berhak berpartisipasi di ajang Liga Super Indonesia 2008–2009 akibat tidak lolos verifikasi, Persmin dinyatakan bangkrut dan kemudian mati suri dalam kurun waktu yang lama.
Klub berjuluk Manguni Makasiouw itu kini mulai menata kembali jajaran pengurus hingga pelatih dan pemain.
Persmin berhasil menjuarai kompetisi Liga 3 2021 Sulawesi Utara dan berhak mengikuti Putaran Nasional Liga 3 2021–2022.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait