INDONESIA memang tengah mengembangkan vaksin COVID-19 buatan dalam negeri bertajuk Vaksin Merah Putih. Lantas, bagaimana perkembangan vaksin Merah Putih yang sudah lama diteliti di Indonesia?
Hal inilah yang juga menjadi pertanyaan dalam rapat kerja antara anggota Komisi IX DPR RI dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Para anggota DPR RI Komisi IX mempertanyakan bagaimana kelanjutan vaksin Merah Putih yang di awal pandemi cukup banyak digembar-gemborkan.
Ini tentu berkaitan juga dengan kemandirian Indonesia dalam hal penyediaan vaksin COVID-19 buatan dalam negeri. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, salah satu vaksin Merah Putih yang memperlihatkan progres cukup baik adalah Vaksin Merah Putih Unair.
"Besok saya akan ke Surabaya, Jawa Timur, menyaksikan penyerahan sheets vaccine dari PT Biotis Pharmaceutical Indonesia ke Universitas Airlangga. Jadi, (vaksin Merah Putih) ada progresnya," kata Menkes Budi dalam rapat tersebut yang disiarkan virtual, Senin (8/11/2021). "Jadi, vaksin Merah Putih Unair ada progresnya. Ternyata bikin vaksin tidak semudah yang dibayangkan," lanjutnya.
Menkes Budi menerangkan bahwa vaksin Unair ini benar-benar dari Indonesia. "Vaksin Unair ini bibitnya dari Indonesia, dikembangkan di Indonesia oleh tim Unair dan Biotis. Vaksin ini sudah lolos sheets vaccine-nya," tambahnya.
Lebih lanjut, Kepala BPOM Penny K. Lukito menerangkan bahwa sejatinya ada 4 nama vaksin Merah Putih yang memperlihatkan progres yang cukup baik dalam pengembangannya. Salah satunya adalah vaksin Unair yang sudah dijelaskan Menkes Budi sebelumnya. Secara lengkap, Penny coba menyampaikan keempat nama vaksin Merah Putih yang memperlihatkan kemajuan tersebut.
Berikut daftarnya:
Vaksin Merah Putih Unair
"Vaksin ini sudah menyelesaikan praklinis pada hewan mencit, lalu makaka. Sekarang masuk ke arah uji klinik," kata Penny. Berdasarkan timeline yang dipegang BPOM, uji klinik fase 1 vaksin Merah Putih Unair akan dimulai pada Desember 2021. Fase 2 dan 3 akan bersamaan sekitar Februari 2022.
"Harapannya, Emergency Use Authorization (EUA) akan keluar pada Mei atau Juni 2022, sehingga produksi atau komersialisasi bisa sekitar Juni atau Juli 2022," tambah Penny. BPOM juga ternyata mendampingi proses fasilitas produksi vaksin ini yang dilakukan oleh PT Biotis.
Vaksin Baylor
Ini adalah vaksin yang sedang dikembangkan Baylor Medical College berupa vaksin BUMN yang baru saja menyelesaikan praklinik fase 2. "Akan masuk ke uji klinik fase 1 di Desember 2021, dan masih ada komunikasi dengan kami dalam waktu dekat, sehingga diharapkan EUA keluar pada Juni 2022 dan produksi pada Juli 2022," ungkap Penny.
Vaksin Zifivax
"Vaksin ini sudah mendapat EUA, sudah melalui uji klinik di Indonesia, jadi ada bagian dalam negerinya. Kemudian, vaksin ini mempunyai mitranya, join dengan JBio," kata Penny. Jadi, pertama akan ada produksi fill and finish dengan PT Biotis sekitar Februari 2022. Kemudian, dalam jangka panjang akan ada transfer teknologi dalam pengembangan vaksin dengan JBio yang sedang proses membangun fasilitas tersebut.
Vaksin mRNA PT Etana - Walvax (China)
"Vaksin ini diharapkan pada Februari 2022 akan uji klinik. Tapi, di bulan yang sama akan ada fill and finish dengan bulk import, dan jangka panjang akan produksi dari hulu-hilir di PT Etana," katanya. "Jadi, itu dia empat terbesar daftar Vaksin Merah Putih yang kami kira mempunyai potensi untuk tahun depan bisa produksi di dalam negeri dan terus berproses sampai dengan saat ini," ungkap Penny.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait