MANADO, iNews.id – Klub sepakbola Sulawesi Utara pernah menorehkan tinta emas dari perjalanan sepakbola Indonesia. Di masa lalu, klub sepakbola Sulawesi Utara terbagi tiga. Pertama Persma Manado, kemudian Persmin Minahasa dan Persibom Bolaang Mongondow.
BACA JUGA: Kisah Persma Manado, Pernah Jaya di 1998 dan Tantang PSV Eindhoven
Berikut ulasan klub sepakbola Sulawesi Utara dirangkum dari berbagai sumber:
(foto istimewa)
Persma Manado
Persatuan Sepakbola Manado adalah singkatan dari Persma. Klub ini memiliki markas di Kota Manado dan menggunakan Stadion Klabat sebagai home base. Klub ini dijuluki Badai Biru.
Letjen (Purn) EE Mangindaan adalah Gubernur Sulawesi Utara pada 1995 yang sukses mengangkat persepakbolaan Manado dan Sulut. Dengan fakta pernah menjadi manajer timnas PSSI Garuda II dengan pemain masa itu Marzuki Nyak Mad, Azhari Rangkuti, Patar Tambunan dan Danny Bolung asal Manado.
Persma kembali ke Divisi I dan pengahabisan ke Divisi Utama pada 1996 bersamaan dengan sukses tim sepakbola Sulawesi Utara U-23 yang merebut medali perunggu di PON XIV 1996 di Jakarta.
Gelora suporter Persma kian membara pada musim 1996-1997. Saat itu, Persma diperkuat sederet pemain lokal yang membawa Sulawesi Utara meraih medali perunggu PON 1996, seperti Hendra Pendeynuwu, Stanley Mamuaya, dan Alen Mandey. Sementara untuk pemain asing, Persma diperkuat Jules Denis Onana, stoper Kamerun di Piala Dunia 1990.
Hasilnya, Persma menembus 12 Besar setelah bertengger di peringkat tiga Wilayah Timur. Namun, langkah Persma terhenti di babak 12 Besar. Tergabung di Grup B bersama Persib Bandung, Bandung Raya dan Barito Putera, Persma hanya mencetak dua hasil imbang dan sekali kalah.
Musim berikutnya, penampilan Persma makin menggila. Mereka bertengger di peringkat dua Wilayah Timur di bawah PSM. Sayang, aksi mereka tak tuntas karena kompetisi terhenti akibat krisis politik dan ekonomi yang melanda Indonesia.
Setelah musim ini, kiprah Persma melorot. Setelah bertengger di papan tengah musim 1999-2000, mereka akhirnya terdegrasi pada musim 2001 bersama Persijap Jepara dan Putra Samarinda. Persma kembali bangkit dengan kembali ke kasta tertinggi pada musim 2007. Bersama dua klub asal Sulawesi Utara lainnya, Persibom dan Persmin, Persma menggoyang hegemoni PSM di Pulau Sulawesi. Tapi, langkah Persma kembali terhenti. Seperti Persibom, Persma gagal menembus Liga Super Indonesia musim 2008. Ironisnya, Persmin yang sejatinya lolos tak jadi berkiprah karena tak lolos verifikasi Badan Liga Indonesia.
(foto istimewa)
Persmin Minahasa
Klub ini bermarkas di Tondano, Minahasa dengan Stadion Maesa. Persmin adalah singkatan dari Persatuan Sepakbola Minahasa. Bupati Minahasa saat itu Vreeke Runtu yang disokong Manajer tim Ricky Pontoh mengangkat pamor Persmin Minahasa. Joko Malis sempat mengantar Persmin tampil pada semifinal 2006 dan meraih trofi Tim Fairplay. Saat itu, sepak bola Indonesia mengizinkan kota/kabupaten menggelontorkan dana APBD untuk klub lokal. Tak pelak lagi, daerah yang memiliki Bupati/Walikota gila bola pun bersaing melambungkan pamor klub masing-masing.
Namun, sayang sepak terjang Persmin terhenti pada 2008. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mulai melarang penggunaaan APBD untuk kompetisi sepak bola profesional.
(foto istimewa)
Persibom Bolaang Mongondow
Perserikatan Sepakbola Indonesia Bolaang Mongondow (biasa disingkat: Persibom) adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara. Tim berjuluk Fajar Bulawan ini berada di Divisi Utama Liga Indonesia sejak musim kompetisi tahun 2005. Persibom memiliki kelompok suporter yang bernama Bom Mania dan memiliki Stadion yang dinamai Gelora Ambang.
Persibom memiliki Bupati Marlina Moha Siahaan dan sang suami, Syamsuddin Kudji Moha, yang ketika itu menjabat Ketua DPRD Bolmong sekaligus sebagai manajer tim.
Sama seperti Persmin, Persibom mendapat gelontoran uang dari APBD karena disahkan pemerintah. Sepak terjang Persibom usai pada 2008. Karena Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia mulai melarang penggunaaan APBD untuk kompetisi sepak bola profesional.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait