MANADO, iNews.id – Sulawesi Utara rawan gempa. Seringnya beberapa daerah di Sulawesi Utara yang dilanda gempa bumi, memang menjadi alasan kenapa provinsi Sulawesi Utara rawan gempa.
BACA JUGA: Lagi Gempa Bumi Landa Bolaang Uki, Kekuatan Gempa M6.2
Dikutip dari berbagai sumber, 159 tahun silam, Sulawesi Utara pada 29 Juli 1859 terjadi gempa dengan skala rendah terus terjadi, dan sesekali guncangannya menguat yang menyebabkan warga berhamburan ke luar rumah. Ketika gempa berhenti, tak berapa lama warga keluar kembali karena gempa berskala kuat lagi-lagi mengguncang.
Pun, dalam waktu 85 tahun terakhir, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya telah terjadi sepuluh kali gempa di provinsi Sulawesi, yakni pada 1927, 1930, 1938, 1994, 1996 (terjadi dua kali), 1998, 2005, 2008, dan 2012. Sejumlah gempa tersebut beberapa di antaranya disertai tsunami. Pada 1845 gempa besar juga mengguncang Minahasa yang mengakibatkan ribuan rumah rusak, puluhan korban jiwa, dan ratusan lainnya luka-luka.
Selain itu, penting untuk diingat, bahwa Sulawesi Utara rawan gempa diakibatkan karena memiliki 1 zona Megathrust.
Apa itu Megathrust? gempa bumi megatrhust yakni gempa dengan kekuatan sangat besar yang terjadi di zona subduksi atau wilayah di mana su lempeng tektonik bumi ada di bawah lempeng lainnya. Gempa megathrust disebut sebagai gempa bumi terbesar di dunia, karena bisa mencapai kekuatan lebih dari 9 Magnitudo. Misalnya gempa bumi di Cile pada 1960 (M 9,5) dan di Alaska pada 1964 (M 9,2). Untuk mendeteksi sebuah gempa adalah gempa Megathrust, gempa ini akan menyebabkan wilayah luar pantai tenggelam secara tiba-tiba dan membunuh vegetasi yang ada di sana. Selain itu, gempa megathrust juga akan menyebabkan longsor bawah permukaan air, dari landas kontinen ke laut dalam.
Endapan longsor ini dapat diidentifikasi dari sampel inti yang diambil dari dasar laut. Gempa yang lebih berbahaya adalah gempa yang berpusat di daerah perkotaan, meski kekuatannya tidak lebih besar. Hal itu karena banyaknya kehidupan dan kerapatan bangunan yang ada di atas permukaan tanah. Sehingga berpotensi menyebabkan lebih banyak kerusakan dan korban jiwa. Gempa megathrust bisa menyebabkan tsunami karena gempa ini memiliki daya dorong yang menyebabkan gerakan vertikal besar di dasar laut dan secara otomatis menggeser volume air dalam jumlah besar hingga kemudian bergerak dan menjadi tsunami.
BACA JUGA: Kisah Persma Manado, Pernah Jaya di 1998 dan Tantang PSV Eindhoven
Sementara itu, untuk skala Pulau Sulawesi, gempa dan tsunami menunjukkan bahwa sejak tahun 1800, telah terjadi lebih dari 69 kali gempa merusak dan tsunami. Sulawesi adalah salah satu pulau yang paling rawan gempa. Pulau ini menjadi pertemuan tiga lempeng utama yang menimbulkan dampak geologi yang sangat kompleks dan beragam. Ketiga lempeng besar tersebut yakni lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat, lempeng Eurasia yang bergerak ke arah selatan-tenggara, dan lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng Filipina.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait