Ini Penetapan Tahun Baru Islam 1 Muharram dan Keutamaannya

Kastolani
Penetapan tahun baru Islam 1 Muharram 1444 H dan Keutamaannya. Foto/Ilustrasi/Freepik/Istimewa

JAKARTA, iNewsManado.com - Tahun 2022 ini, umat muslim akan merayakan Tahun Baru Islam 1 Muharram 2022. 

Banyak Muslim yang bertanya-tanya mengenai kapan awal masuknya 1 Muharram. 

Tahun Baru Islam atau Tahun Baru Hijriah merupakan momen penting bagi Muslim karena berkaitan erat dengan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah.

Selain terkait dengan hari libur nasional, mengetahui Tahun Baru Islam 2022 atau 1 Muharram 1444 H juga berkaitan dengan amalan ibadah puasa sunnah di Bulan Muharram, seperti puasa Muharram, Tasua (9 Muharram) dan puasa Asyura yang jatuh 10 Muharram. 

Tahun Baru Islam 1 Muharram 2022 Tanggal Berapa

Jika mengacu Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang telah dirilis, Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2002. Surat Keputusan Bersama Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2022 juga tidak ada perubahan hingga saat ini.

Tanggal tersebut juga sama dengan kalender Islamic Global yang menetapkan Tahun baru Islam 1444 Hijriyah jatuh 30 Juli 2022. 

Karena itu, jika hilal sudah terlihat pada hari Jumat, 29 Juli 2022, maka 1 Muharram sekaligus awal Tahun Baru Islam 144 H dipastikan jatuh pada Sabtu, 30 Juli 2022.

Berkaitan dengan awal 1 Muharram 2022, BMKG memberikan acuan berdasarkan hasil pengamatan ketinggian Hilal di Indonesia saat matahari terbenam pada 29 Juli2022, berkisar antara antara 5,64 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 7,92 derajat di Sabang, Aceh.

 

Keutamaan Bulan Muharram

Keutamaan Bulan Muharram yakni salah satu dari empat bulan mulia (haram) dalam Islam. Bulan Muharram juga disebut dengan Bulan Allah atau Syahrullah. 

Di bulan Muharram juga banyak terjadi peristiwa penting yang dialami para nabi. Semua peristiwa itu terjadi pada 10 Muharram yang dikenal dengan hari Asyura. 

Beberapa peristiwa yang terjadi pada hari Asyura di antaranya bertobatnya Nabi Adam alaihisalam (as), berlabuhnya kapal Nabi Nuh as di Bukit Juhdi setelah enam bulan mengarungi banjir besar, diselamatkannya Nabi Yunus as dari ikan paus, Nabi Ayyub as sembuh dari penyakit yang dialaminya bertahun-tahun, serta Nabi Musa as selamat dari kejaran Fir'aun dan bala tentaranya setelah menyeberangi laut Merah. 

Berkaitan dengan Bulan Muharram yang disebut bulan mulia, Allah SWT berfirman :

 

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ

 

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus..” (QS. At-Taubah: 36).

 

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, yang dimaksud empat bulan haram adalah bulan Dzul Qa’dah, Dzulhijjah, Muharram (tiga bulan ini berurutan), dan Rajab. Pada bulan-bulan ini, masyarakat Arab dilarang berperang karena disucikannya keempat bulan tersebut. Oleh karena itu, ia juga dinamakan Syahrullah Asham, yang artinya Bulan Allah yang Sunyi karena larangan berperang itu.

 

Dari Abu Bakrah radhiallahu‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

 

“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

 

Bulan Muharram juga dinamakan Syahrullah atau Bulan Allah. Dari Abu Hurairah radhiallahu‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

أفضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم

 

“Sebaik-baik puasa setelah Ramadlan adalah puasa di bulan Allah, bulan Muharram.” (HR. Muslim).

 

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam An Nawawi menyebutkan bahwa, “Hadits ini menunjukkan bahwa Muharram adalah bulan yang paling mulia untuk melaksanakan puasa sunnah".

 

Sementara Imam As Suyuthi menjelaskan bahwa berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Nama-nama bulan lainnya sudah ada di zaman jahiliyah.

 

Sementara dulu, orang jahiliyah menyebut bulan Muharram ini dengan nama Shafar Awwal. Kemudian ketika Islam datanng, Allah ganti nama bulan ini dengan Al Muharram, sehingga nama bulan ini Allah sandarkan kepada dirinya (Syahrullah).

Wallahu A'lam

 

Editor : Fabyan Ilat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network