JAKARTA, iNews.id – Suatu apresiasi bagi Saahil Meht. Dia memulai usahanya di tahun 2015 dengan ikut membantu menjual properti di kawasan Berkeley, California.
Saat itu usianya baru 18 tahun dan sukses mendapatkan komisi sekitar USD2.000. Keberhasilan ini menjadi pemantik minatnya untuk berjualan dan berinvestasi di real estate di tahun-tahun berikutnya.
"Itu sebuah perasaan yang luar biasa, bukan soal uangnya saja. Tapi ada kepuasan di situ," ujar Mehta seperti dilansir dari CNBC Make it, Jakarta, Minggu (31/10/2021).
Kini saat usianya 25 tahun Mehta mempunyai penghasilan USD515.000 per tahun atau setara Rp7,1 miliar dan sudah berinvestasi di lima properti dengan kakaknya dengan nilai sekitar USD9,4 juta.
Dia melakukannya sambil bekerja di Golden Gate Sotheby's. Pekerjaannya membantu mengelola dan melakukan penjualan. Demi menabung untuk properti pertamanya, Mehta bekerja di Sotheby sambil kuliah di University of California, Berkeley.
Pada tahun 2017, dia bersama saudaranya, yang menjadi rekan bisnisnya, membeli rumah pertama mereka seharga USD950.000.
Mereka menyewakan empat propertinya kepada segmen mahasiswa dan keluarga, dan salah satunya disewakan dengan Airbnb. Setelah dipotong cicilan dan pajak, mereka mendapatkan sekitar USD25.000 per bulan dari sewa.
Uang tersebut mereka bagi rata. Mehta dan saudaranya memiliki target akan menambah lebih banyak properti ke portofolio mereka. Mereka juga menabung untuk membelikan orang tuanya sebuah rumah di dekat mereka di California.
Mehta mengatakan itu setidaknya yang dapat mereka lakukan untuk orang tua mereka, yang berimigrasi ke Amerika Serikat dari India dan bekerja keras demi masa depan anak-anaknya.
"Tidak ada hal yang sebanding yang dapat saya lakukan untuk apa yang telah mereka lakukan untuk kami," katanya.
1. Tentukan Tujuan
Mehta mengatakan tahapan yang paling penting dalam investasi real estate ditentukan sebelum Anda membeli sesuatu. "Dasarnya ada di tahap pra-perencanaan dan kemudian lakukan pembelian saat semuanya cocok," katanya.
Pertama-tama, cari tahu apa yang sebenarnya ingin Anda beli. Ada beragam jenis investasi real estate yang berbeda seperti rumah keluarga tunggal, rumah banyak keluarga, real estate komersial ataupun REITs (real estate investment trusts).
Dalam setiap tipe ada trik yang berbeda untuk menghasilkan uang, seperti flipping, hacking dan banyak lainnya.
Setiap strategi memiliki biaya dan risiko yang berbeda. Berinvestasi dengan instrumen REIT seperti membeli reksa dana karena memerlukan lebih sedikit waktu dan energi dari menyewa rumah. Membeli properti berarti lebih banyak kendali dan tanggung jawab. Ini lebih berisiko tetapi juga bisa menghasilkan laba yang lebih tinggi. "Pilih yang cocok berdasarkan pada posisi keuangan Anda saat ini, risk appetite, dan seberapa banyak Anda ingin terlibat," ujar Mehta.
Setelah itu, pilih strategi yang sesuai dengannya. "Setiap orang memiliki motivasi dan tujuan yang berbeda. Ini yang akan menunjukkan arah Anda dan memandu untuk melewati berbagai tantangan," katanya.
2. Lakukan Kalkulasi yang Matang
Tidak seluruh investasi real estate otomatis juga menghasilkan uang. Mehta mengatakan bahwa setiap investor harus menjadi ahli dalam menghitung aliran kas dan menyadari potensi ekuitasnya.
Ini dia pelajari dari pekerjaannya di Sotheby's. Cash flow dalam real estate adalah selisih antara pendapatan properti dan pengeluarannya. Biasanya orang berpikir ini berarti harga sewa dikurangi pembayaran kredit KPR.
Tapi itu bukan satu-satunya biaya yang dibutuhkan di sewa properti. Karena ada juga biaya operasional dan tabungan untuk perbaikan akan datang dan juga bakal ada perbaikan mendadak.
Kemudian juga harus mempertimbangkan berapa besar keuntungan yang bisa didapat pada properti bila melakukan renovasi. Ini bisa dilakukan dengan memperbarui dapur atau memodifikasi kamar mandi.
Mehta dan saudaranya saat ini sedang menambahkan lantai dan unit pada halaman belakang salah satu propertinya. Dia memperkirakan ini bisa menambah sekitar USD1,5 juta pada total nilai properti tersebut.
3. Jangan Berpikir Konvensional
Semua orang kini memiliki akses ke Zillow, Redfin dan situs online lainnya. Bila kita menawarkan seperti yang banyak orang juga tawarkan, maka kemungkinannya kita tidak akan mendapatkan jual beli yang membawa untung.
"Anda perlu berpikir dan bekerja di luar kebiasaan untuk menguasai persaingan," katanya. Mehta menyarankan agar menjangkau penjual secara langsung.
"Saya membeli dua properti awal saya tidak dari online. Saya sengaja mengitari perumahan favorit saya dan mencari papan penjualan yang dipasang sebelum rumah-rumah tersebut jadi pasaran," katanya. Mehta juga menyarankan untuk menjalin relasi dengan agen real estate setempat. Karena mereka sering kali tahu apa yang akan dijual sebelum itu beredar di pasaran.
4. Tetap Sabar
Pada akhirnya seperti investasi lain, kita tidak ingin membiarkan emosi yang melandasi transaksi.
Khususnya saat akhir-akhir ini, pasar properti sedang jatuh. Bila panik saat membeli dapat beresiko kesulitan keuangan nantinya.
"Jika anda berinvestasi pada penyewaan properti demi mendapatkan keuntungan, maka fokuslah dalam hal itu," katanya. Rajin-rajinlah menganalisis ulang. "ROI atau laba atas investasi harus lebih baik dari pilihan investasi lainnya agar laba itu sebanding," ujarnya.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait