MANADO, iNews.id – Pengungkapan kasus perampokan sadis di Manado di money changer di Kelurahan Bahu, Malalayang, Manado, Jumat (22/10/2021), mengungkap hal-hal baru. Selain pelakunya JM alias Jimmy (60), warga Kelurahan Bahu, Kecamatan Malalayang, adalah seorang kontraktor. Alat kejahatan yang digunakan pelaku, yakni martil, dan lokasi perampokan yakni money changer, mengaitkan kasus tersebut dengan salah satu kasus di Surabaya yang terjadi pada 2014 silam.
BACA JUGA: Pelaku Perampokan Money Changer di Manado Seorang Kontraktor, Mengaku Ketagihan Judi Online
Jika Jim melakukan aksi yang dapat dikatakan mulus, karena tidak ada warga yang memergoki dan menangkap dia. Jim juga telah mempelajari lokasi sekitar TKP.
Nah, di Surabaya pada 2014 silam, Pelaku bernama Muhamad Usman (40), warga Makassar, dikejar warga di kawasan Pertokoan Jalan Panggung, Pabean Cantik, Surabaya. Dia melancarkan aksi perampokan dari sebuah Money Changer dan menggunakan martil sebagai alat memuluskan aksi kejahatannnya.
Perampokan tunggal itu terjadi sekitar pukul 15.30. Pelaku yang berpenampilan rapi datang dengan naik taksi. Dia turun di depan sebuah toko parfum di Jalan Panggung. Tanpa basa-basi, pelaku kemudian meminjam uang untuk membayar taksi. Setelah membayar taksi, tersangka berjalan menuju sebuah money changer di Jalan Panggung No 58 yang kebetulan milik orang tua Adrian, Arifin Saibu.
BACA JUGA: Perampok Money Changer Gunakan Martil, Ini 4 Perampokan Sadis di Manado
Di sana, Usman berpura-pura ingin menukarkan uang rupiah dengan dolar. Korban lantas menunjukkan contoh uang kepada pelaku. Namun, uang itu langsung disambar dan dimasukkan oleh Usman ke tas. Usman lalu mengeluarkan palu dan menghantam meja etalase yang berbahan kaca hingga pecah berantakan. Pelaku sempat mengacungkan palunya sembari mengancam korban.
"Saya mau rampok toko ini," ujar saksi, menirukan perkataan pelaku. Usman langsung menggasak uang dari meja etalase, kemudian kabur. Para karyawan pun meneriakinya perampok dan berusaha mengejar. Tak lebih dari 50 meter, warga berhasil menangkap pelaku. Tak ayal, pelaku menjadi bulan-bulanan warga. Akibatnya, wajah pelaku penuh luka lebam. Pelipis kirinya sobek dan bengkak. Untung, polisi yang mendapat laporan segera mengamankan Usman dan menggelandangnya ke kantor polisi. Saat diperiksa, dari dalam tas cangklong berbahan kulit milik pelaku, polisi menemukan dua KTP asal Pasuruan dan Makassar. Dalam tas itu, juga ada palu, obeng, dan jimat.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait