Shani Fiona Alicia Kapoh
Artikel Mahasiswa : Ekonomi Lesu Dimasa Covid-19
OLEH : Shani Fiona Alicia Kapoh
Mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado
NIM: 21304051
Seiring berjalannya waktu, ekonomi yang ada di Indonesia menurun. Ini menunjukkan bahwa adanya akibat dari masa pandemi, dilihat dari sisi ekspansi sektor manufaktur tak berjalan dengan baik, akibat menurunnya permintaan baru dan permintaan ekspor. Bukan hanya itu saja, bahkan nilai tukar rupiah pada Bulan Juni mulai merosot, cadangan devisa pun menurun.
Tingkat kemiskinan pada Bulan Maret 2021 adalah 10,14 persen dibandingkan pada Bulan Maret 2020. Hal ini mengakibatkan adanya peningkatan pada angka kemiskinan penduduk.
Tidak dapat dihindari, karena Indonesia merupakan negara yang berkembang, dan penurunan pada beberapa sektor ada penyebabnya.
Faktor yang sangat mendominasi adalah peningkatan kasus baru Covid-19 dalam negeri. Sehingga mengakibatkan ekonomi yang ada di Indonesia melambat. Disamping itu, ada negara-negara maju yang sementara memerbaiki situasi ekonomi. Disaat yang bersamaan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, cadangan devisa pun merosot pada Mei 2021.
Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya penurunan terjadi karena akibat pembayaran hutang pemerintah yang jatuh tempo. Penurunan cadangan devisa yang terjadi di Bulan Mei adalah yang terbesar karena Covid-19. Cadangan Devisa merosot hingga US$9,4 M dan akibatnya rupiah saat ini ada pada level terlemah dari Tahun 1998, juga karena hal ini terjadi kemiskinan penduduk.
BPS melaporkan bahwa sebanyak 27,54 juta penduduk Indonesia berstatus miskin. Peningkatan Jumlah kemiskinan pada penduduk terjadi karena pandemi, yang menyebabkan berbagai sektor perekonomian yang ada di Indonesia tidak dapat berjalan dengan baik, seperti sebelum masa Covid-19, sehingga pendapatan masyarakat beresiko menurun. Bukan hanya itu saja, tren penurunan angka kemiskinan terhenti. Dapat dilihat bahwa dampak Covid-19 pada Indonesia sangat rentan. Karena hal inilah sangat mendorong pemerintah untuk memulihkan keadaan ekonomi yang ada Indonesia, bahkan menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 6,7-7,8 persen pada triwulan II 2021 dan 5 persen untuk target APBN 2021.
Ketidakstabilan ekonomi sangatlah berdampak, jika pemerintah Indonesia tidak melakukan strategi-strategi yang lebih baik pada ekonomi manajemen. Terdapat prinsip manajemen yang terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Prinsip ini juga dapat kita terapkan untuk membantu pemulihan ekonomi yang ada di Indonesia. Tidak ada salahnya mencoba hal yang bukan dari bagian dalamnya saja, tapi juga dari luar bagiannya. Kita tidak dapat mengetahui jawabannya jika kita tidak mencoba. Dan tentu ketidakstabilan ekonomi tidak dapat dikendalikan dengan baik, karena orang-orang yang ada di Indonesia masih saja melakukan tindakan-tindakan yang akhirnya merugikan Keadaan ekonomi di Indonesia. Sehingga sangat perlu peran yang benar-benar ingin memulihkan keadaan ekonomi di Indonesia.
Editor : Fabyan Ilat
Artikel Terkait