Bensin Rp19,874 per Liter, India Pangkas Pajak BBM

NEW DELHI, iNews.id – Pemerintah India mengambil kebijakan pemotongan pajak Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin dan solar pada Sabtu (21/5/2022) waktu setempat.
BACA JUGA: Awas! WHO Tetapkan Status Bahaya Penularan Cacar Monyet
Kebijakan itu diambil dalam upaya untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga di tengah inflasi yang tinggi.
Menteri Keuangan Nirmala Sitharaman mengumumkan pemotongan cukai untuk bensin sebesar 8 rupee (Rp1,508) per liter, dan 6 rupee (Rp1,131) per liter untuk solar dikutip Reuters.
BACA JUGA: Glasgow Rangers Juara Piala Skotlandia Setelah 13 Tahun
Rezim pajak baru untuk bensin dan solar dapat mengakibatkan kerugian sekitar 1 triliun rupee India kepada pemerintah dalam pendapatan tahunan karena pengumpulan yang lebih rendah, katanya dalam serangkaian tweet.
Pemerintah juga menghapus bea masuk untuk antrasit, batubara PCI dan batubara kokas dalam upaya untuk mengurangi biaya bahan baku untuk permintaan pasar lokal.
Langkah-langkah terbaru akan efektif mulai 22 Mei, kata pemerintah dalam pemberitahuan setelah pengumuman Sitharaman, yang juga mendesak pemerintah negara bagian untuk mengikuti pengurangan serupa pada harga bahan bakar yang sejalan dengan rencana federal.
Satu liter bensin saat ini berharga 105,41 rupee (Rp19,874), sedangkan solar di 96,67 (Rp 12.624) rupee di New Delhi.
Pemerintah juga akan memberikan subsidi baru sebesar 200 rupee per tabung gas memasak kepada lebih dari 90 juta penerima manfaat di bawah skema kesejahteraan yang diperkenalkan untuk perempuan di bawah garis kemiskinan.
Subsidi akan memiliki implikasi pendapatan tahunan hampir 61 miliar rupee India, kata Sitharaman.
"Perdana Menteri Narendra Modi secara khusus telah meminta semua perangkat pemerintah untuk bekerja dengan kepekaan dan memberikan bantuan kepada rakyat jelata," katanya.
Pemerintah juga berupaya mengurangi pajak bahan baku produk plastik untuk menurunkan biaya produk akhir. Para ahli mengatakan langkah terbaru kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran fiskal dan meningkatkan keraguan tentang pemerintah memenuhi target defisit 6,4% dari PDB untuk 2022-23.
Tetapi inflasi telah menjadi masalah besar bagi pemerintah Modi menjelang pemilihan di beberapa majelis negara bagian India tahun ini. Lonjakan tajam dalam inflasi berarti biaya input meningkat untuk bisnis.
Kenaikan mendorong bank sentral untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan terjadwal bulan ini.
"Keputusan hari ini, terutama yang berkaitan dengan penurunan harga bensin dan solar yang signifikan, akan berdampak positif di berbagai sektor, memberikan bantuan kepada warga kami," tulis Modi di Twitter. "Selalu orang pertama bagi kita!"
Editor : Fabyan Ilat