Amerika Serikat Siapkan Pajak Baru Impor Baja dan Aluminium, Ini Negara Terdampak
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2024/10/14/9fdb6_donald-trump.jpg)
Langkah Trump menandai eskalasi besar baru dalam kebijakan perdagangannya, yang sebelumnya telah memicu pembalasan dari Tiongkok.
Tarif menjadi bagian sentral visi ekonomi Trump—ia melihatnya sebagai cara untuk menumbuhkan ekonomi AS, melindungi lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak.
Awal bulan ini, Trump mengancam akan memberlakukan tarif impor 25% pada produk Kanada dan Meksiko, tetapi menunda rencana itu selama 30 hari—hingga awal Maret—setelah berbicara dengan pemimpin kedua negara.
Ia juga mengenakan tarif baru AS sebesar 10% pada semua barang Tiongkok yang masuk ke AS. Beijing membalas dengan tarifnya sendiri yang berlaku mulai Senin.
Trump menambahkan bahwa ia akan mengumumkan lebih banyak tarif timbal balik pada "Selasa atau Rabu" yang akan berlaku "hampir segera" setelah pengumuman.
"Negara yang mengambil keuntungan dari AS, kami akan berikan tarif timbal balik. Ini akan baik untuk semua, termasuk negara lain," katanya.
Dalam kunjungan ke New Orleans, Trump menandatangani proklamasi menetapkan 9 Februari sebagai "Hari Teluk Amerika" untuk merayakan perintahnya mengubah nama Teluk Meksiko, saat pesawatnya melintasi perairan tersebut.
Meksiko berargumen bahwa AS tidak bisa mengubah nama teluk secara hukum karena aturan PBB menyatakan bahwa wilayah kedaulatan suatu negara hanya mencakup hingga 12 mil laut dari garis pantai.
Trump juga ditanya apakah ia telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menjawab, "Saya tidak ingin membahasnya, dan jika kami berbicara, saya tidak ingin memberi tahu Anda detailnya terlalu dini. Tapi saya yakin kami membuat kemajuan."
"Saya bayangkan akan bertemu Putin pada waktu yang tepat... di momen yang sesuai," tambahnya.
Trump kembali mengulangi pernyataannya yang tidak lazim bahwa AS bisa mengambil alih Kanada dan Gaza, menyebut Kanada akan lebih baik sebagai "negara bagian ke-51" dan bahwa ia "berkomitmen untuk membeli dan menguasai Gaza." (*)
Editor : Fabyan Ilat