"Tanpa kegilaan the Magnificent Seven tak ‘kan ada fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang membanggakan ini, ungkap menggugah sang mahaguru legendaris dr.Oei Yang Hae," kata dr. Dolly RD Kaunang, Sp.JP, Sp.KP.
Etape selanjutnya saat fakultas kedokteran berhadapan dengan head wind, gejolak arus mundur. Kolonel TNI dr.R.Soekojo selaku dekan fakultas kedokteran yang menggantikan dr.R.D. Kandou telah mengibaskan bendera putih ‘fakultas kedokteran akan ditutup.’ Para mahasiswa akan dikirim ke Makasar dan pulau Jawa.
"Dokter John Kumaat, angkatan ke-3 tahun 1961, bingung dan galau merenung nasib," ujarnya sendu.
Sebelum aba-aba bubar jalan dikumandangkan, terjadi kesepakatan dengan penguasa daerah (PEPELRADA) agar cito rekrut dosen pengajar. Pucuk dicinta ulam tiba! Dokter Oei Yang Hae lolos dari wajib militer, terjaring pulang kampung oleh penguasa militer.
Tim penyelamat mulai berdatangan.
Pemuda Oei Yang Hae mulai berkiprah di fakultas kedokteran tahun 1963. Bila seorang mahasiswa gagal dalam ujian akhir pada saat diuji oleh dr.Oei Yang Hae, itu berarti lulus yang tertunda. Beliau sangat concern dengan ketrampilan olah-pikir, olah-hati, olah-rasa menjadi kesatuan ketrampilan diagnostik dan solusi penanganan pasien.
Prof.dr. Jonathan Willy Siagian dan Prof.dr. Jootje Umboh, masing-masing mantan dekan, mengafirmasi kenangan mereka manakala disodorkan pasien Sirosis Hepatis saat ujian akhir oleh dr.Oei. Menguji dan membimbing menjadi sulit dibedakan.
Editor : Subhan Sabu