get app
inews
Aa Read Next : Cek Fakta: Kematian Pasien Omicron 250 Orang per Hari!

Wajib Tahu! Ini 5 Tips Lindungi Anak dari Omicron

Sabtu, 19 Februari 2022 | 06:47 WIB
header img
Ilustrasi. (Foto: Freepik)

JAKARTA, iNews.id - Omicron sasar anak-anak. Saat ini Kasus Covid-19 nyatanya sudah menyerang anak-anak.

Untuk itu, orangtua diminta agar lebih waspada terhadap kesehatan anak. 

Sebab, anak-anak menjadi kelompok rentan terpapar Omicron, terlebih anak-anak di bawah usia lima tahun.

Menurut Ahli Epidemiologi Griffith University Australia, Dicky Budiman, anak-anak di bawah lima tahun belum layak menerima vaksin Covid-19, sehingga menempatkan mereka pada kelompok rentan terpapar Omicron. 

Tarmizi pun menyatakan bahwa kenaikan kasus positif Omicron pada anak itu terjadi, meski angkanya tidak begitu tinggi. Kasus anak terpapar Omicron didominasi oleh klaster keluarga.

"Kebanyakan kasus anak terpapar Omicron itu karena orangtuanya. Infeksi Omicron yang tidak menyebabkan gejala serius membuat beberapa orangtua abai pakai masker di rumah dan ini membahayakan anak mereka," terang Siti Nadia, belum lama ini.

Karena itu, para orangtua perlu tahu bagaimana upaya terbaik menjaga anak-anak dari paparan Omicron. 

Dilansir dari berbagai sumber, berikut tips lindungi anak dari Omicron:

 

1. Divaksin Covid-19

Vaksinasi anak yang diberlakukan di Indonesia memperbolehkan anak usia 6 tahun ke atas menerima vaksin Covid-19. Vaksin terbukti melindungi anak dari keparahan penyakit jika terinfeksi Covid-19.

"Vaksinasi juga melindungi anak dari risiko multisystem inflammatory syndrome (MIS)," kata dr Jennifer Kwan, dokter keluarga di Burlington, Ontario, dikutip dari Today's Parent, Jumat (18/2/2022).

MIS adalah kondisi peradangan yang jarang namun serius yang dapat mengancam nyawa anak-anak, dan anak-anak yang tidak divaksin berisiko tinggi mengalami MIS.

"Infeksi Covid-19 pada anak juga berisiko memicu diabetes atau long Covid-19," kata dr Kwan.

2. Orangtua disarankan di vaksin

Dicku Budiman meminta kepada setiap orangtua untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Baginya, itu amat berarti untuk keselamatan anak-anak di rumah dari Omicron, khususnya pada bayi dan anak di bawah 5 tahun yang belum bisa disuntik vaksin.

"Vaksin yang diterima orangtua bukan hanya melindungi orangtua, tetapi menjaga anak-anak dari risiko terpapar Omicron karena terbentuk kekebalan dalam rumah. Jadi, vaksinasi orangtua itu menyelamatkan si anak dari Omicron," ujar Dicky Budiman, belum lama ini.

3. Upgrade masker anak

Anak-anak juga membutuhkan masker. Di situasi gelombang Omicron ini, para orangtua disarankan untuk memastikan masker terbaik untuk anak-anak.

"Hal utama yang perlu diperhatikan adalah ukuran masker pas di wajah si anak, jangan kebesaran karena ini tidak memberikan manfaat perlindungan," kata dr Janine McCready, dokter spesialis penyakit menular di Toronto.

Jenis masker yang direkomendasikan dokter adalah masker N95 atau KN95. Jika masker jenis tersebut dirasa sulit untuk ditemukan atau terlalu mahal, Anda bisa mengandalkan masker medis khusus anak.

“Kalau masker medis juga susah diakses, Anda bisa andalkan masker 3 lapis sekali pakai," ujar dr McCready.

4. Batasi orang yang kontak dengan si anak

Menurut dr McCready, membatasi siapa saja orang yang kontak langsung dengan si anak menjadi poin penting yang perlu diperhatikan untuk melindungi buah hati dari risiko terpapar Omicron.

"Membatasi kontak si anak di luar sekolah akan meminimalkan risiko dia terpapar Omicron," katanya. "Saya juga menyarankan untuk tidak membiarkan si anak melepas masker di dalam ruangan, apalagi bermain dengan teman sebayanya di dalam ruangan tanpa masker," katanya.

5. Kelola stres anak

Memahami tanda-tanda si anak mengalami stres di masa gelombang Omicron juga penting untuk dilakukan orangtua. Ini demi menjaga kestabilan kesehatan mental si anak yang berdampak pada kekuatan sistem imun tubuh mereka.

"Jadilah orangtua yang terbuka dengan anak, sehingga dia bisa bercerita tentang hal apapun. Jangan kemudian bikin si anak lebih nyaman curhat di media sosial karena ini malah meningkatkan risiko kecemasan yang memengaruhi kesejahteraan kesehatan si anak," kata Profesor Psikologi di Roosevelt University Chicago, Steven Meyers, dikutip dari WebMD.

 

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut