Taman Nasional Bunaken sebagai perwakilan ekosistem tropis perairan laut memiliki posisi penting dalam pembangunan dengan memberikan multiplayer effect perekonomian di Daerah Provinsi Sulawesi Utara, terutama dalam bidang pariwisata sebagai bagian Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSP) Likupang serta berada di pusat segitiga karang dunia (coral triangle) dan jaringan Cagar Biosfer Dunia yakni Cagar Biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa yang ditetapkan oleh UNESCO di Paris tanggal 28 Oktober 2020.
Sebagai kawasan konservasi berbasis perairan laut Taman Nasional Bunaken ditunjuk dengan luas 73.973,12 ha dimana terdapat 7 (tujuh) ekosistem utama yakni ekosistem terumbu karang luas 6.064,6 ha, ekosistem lamun luas 5.736,1 ha, ekosistem mangrove luas 1.696,4 ha, ekosistem hutan Pantai luas 445,7 ha, ekosistem padang rumput luas 81,27 ha, ekosistem neritik dan oceania luas 57.969,07 ha dan ekosistem buatan luas 1.979,9 ha.
Kondisi ekosistem ini sebagain besar merupakan lahan basah dengan diisi biota laut antara lain 390 spesies karang dari 63 genera dan 15 famili, + 1.000 jenis ikan karang dari 175 famili, + jenis moluska dan crustacea, + 200 jenis mamalia laut (paus dan lumba-lumba).
Ekosistem mangrove sebagai bagian dari lahan basah merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh berbagai jenis pohon bakau tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai yang berlumpur, ekosistem ini merupakan tipe hutan tropika yang memiliki ciri khas tumbuh disepanjang pantai yang terpengaruh oleh pasang surut air laut.
Taman Nasional Bunaken dengan hutan mangrove yang ekstensif memiliki peran dan fungsi penting bagi keseimbangan ekosistem di Provinsi Sulawesi Utara, fungsi tersebut tidak hanya sebagai pencegahan abrasi dan intrusi air laut serta tempat hidup berbagai biota perairan tetapi juga berpotensi dalam penyimpanan karbon dan pengendalian perubahan iklim secara global.
Mangrove yang berada disepanjang pesisir Molas–Wori Taman Nasional Bunaken memiliki kesejarahan panjang dalam mempertahankan komunitasnya, dengan berada di 2 (dua) administrasi Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara, hutan mangrove pesisir molas-wori memiliki luas 214.6 ha.
Editor : Subhan Sabu