“Saya betul-betul harus berangkat dari tahun 1938, tujuh tahun sebelum Kemerdekaan Indonesia itu merupakan satu sarana perjuangan bangsa. Menunjukkan pada dunia eksistensi Indonesia melalui event olahraga,” ujar Marciano.
Oleh karenanya kata Marciano, semangat itu yang melekat terus sampai ke kita saat ini. Harapannya di usia yang ke-85 ini, kita mampu mengevaluasi kinerja KONI di dalam pembinaan organisasi, dan olahraga prestasi. Ketum KONI Pusat juga menetapkan target ambisius untuk olahraga Indonesia di masa depan.
“Indonesia kalau kita bermimpi untuk memenuhi harapan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON), pada Olimpiade 2032 kita peringkat 10 besar dunia, kemudian tahun 2044 masuk peringkat 5 besar dunia dalam keikutsertaan pada Olimpiade, kita harus persiapkan dari sekarang, kapan bisa kembali jadi juara ASEAN?" tutur Marciano.
“Karena dengan juara ASEAN, kita baru bisa masuk peringkat elite Asia,” tambahnya.
Selain itu, Marciano juga berharap agar organisasi olahraga dikelola dengan lebih baik dan secara profesional sehingga dengan pengelolaan olahraga secara profesional, pembinaan olahraga prestasi akan menuju ke kemandiriannya sehingga kita tidak menjadi beban dari pemerintah.
Tak lupa, Marciano menggarisbawahi pentingnya menetapkan target prestasi dalam penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) di Aceh-Sumatera Utara pada tahun 2024. Standar target ini juga akan direncanakan mulai PON XXII 2028 di NTB-NTT.
“Penyelenggaraan PON itu, ke depan kita harus punya target, berapa rekor nasional yang harus dipecahkan? Berapa rekor internasional yang juga bisa dipecahkan? Jadi jangan PON berlalu begitu saja tanpa ada pemecahan rekor,” pungkasnya.
Editor : Subhan Sabu