"CBP rupiah merupakan perluasan edukasi rupiah yang tidak hanya terbatas pada edukasi terkait keaslian rupiah (3D Dilihat Diraba Diterawang) dan cara merawat Rupiah (5J, Jangan dilipat, Jangan dicoret, Jangan diremas, Jangan dibasahi, Jangan distaples) namun juga mencakup peran rupiah sebagai simbol dan identitas bangsa serta fungsi rupiah dalam perekonomian secara menyeluruh," tutur Andry.
BI juga mendorong masyarakat untuk mengoptimalkan transaksi pembayaran secara non tunai di antaranya QRIS, memperluas kepersertaan BI-FAST termasuk kanal layanan dan akseptasi masyarakat, serta mendorong Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) untuk mempersiapkan infrastruktur guna menghadapi peningkatan transaksi di bulan Ramadan dan Idulfitri 1444 H.
Sejalan dengan itu, BI menempuh langkah strategis guna memastikan kelancaran sistem pembayaran non tunai. BI memastikan kesiapan (ketersediaan dan keandalan) sistem dan layanan kritikal BI untuk menjamin keberlangsungan operasional sistem pembayaran yang diselenggarakan BI (tunai dan nontunai), termasuk memantau sistem peserta dalam memberikan pelayanan transaksi pembayaran.
Ramadan Idul Fitri maupun hari-hari besar lainnya merupakan momen bagi masyarakat untuk membelanjakan rupiah. Di Ramadan Idul Fitri ini BI mengajak masyarakat untuk berperilaku belanja bijak dan mencermati ciri-ciri keaslian uang rupiah dengan senantiasa menerapkan 3D.
Belanja bijak diwujudkan dengan belanja sesuai kebutuhan (tidak berlebihan, memastikan kualitas setara dengan harga, dan tidak menimbun pembelian), belanja produk dalam negeri (khususnya produk UMKM), dan mengalokasikan dana secara tepat (berhemat dan menabung).
"Tema Ramadan/Idulfitri yang diusung tahun ini merefleksikan ajakan tersebut, yakni "Serambi Rupiah Ramadan : Belanja Bijak." Pungkasnya.
Editor : Subhan Sabu