OLEH: Lisawati Fazriani
NIM: 21304003
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Dosen: Dr. Cecilia Lelly Kewo M.Si
BAHAYA merokok bagi kesehatan sudah tidak diragukan lagi. Kebiasaan buruk ini bisa memicu berbagai penyakit berbahaya. Tidak hanya pada para perokok aktif, tetapi juga pada orang yang tidak sengaja menghirup asapnya atau biasa disebut perokok pasif.
Meskipun sudah banyak yang mengetahui bahaya dan dampak buruk rokok bagi kesehatan, tapi hingga saat ini masih banyak yang merokok dan tidak menghiraukan berbagai macam resiko dan penyakit, yang bahkan sudah tertera jelas di tiap bungkus rokok yang mereka beli yang dimana nanti akan mengancam kesehatan mereka.
Terutama bagi para remaja dan anak di bawah umur yang pada saat ini sudah banyak yang mencoba merokok. Bahkan sudah dijadikan kebiasaan dan rutinitas sehari-hari. Kebiasaan buruk ini dikarenakan rasa ingin tahu mereka dan terhasut rayuan dari teman-teman mereka.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, bahwa sebanyak 80% dari seluruh total perokok di Indonesia sudah mulai merokok pada usia di bawah 19 tahun. Yang mana 15-19 tahun merupakan jumlah perokok terbanyak dan disusul 10-14 tahun di urutan kedua terbanyak.
Rokok atau sigaret adalah silinder dari kertas yang berisi daun-daun tembakau kering yang telah dicacah. Terdapat kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya. Yang dimana berasal dari bahan baku utama rokok, yaitu tembakau. Dalam sebatang rokok mengandung ribuan senyawa kimia dan ratusan zat racun yang tentu saja sangat membahayakan tubuh.
Salah satu bahan kimia yang terkandung dalam rokok yaitu nikotin, yang dimana memiliki efek samping seperti ketagihan/kecanduan, dapat merusak jaringan otok, dapat membuat darah mudah menggumpal, serta dapat mempersempit pembuluh darah. Dan masih banyak lagi bahan-bahan atau senyawa kimia dan zat-zat lainnya yang terkandung dalam rokok yang tentu saja memiliki efek dan pengaruh yang sangat mengerikan pada tubuh.
Jika seseorang mulai merokok terlalu dini seperti pada usia remaja dan anak di bawah umur, maka akan berdampak besar pada perkembangan paru-paru. Dapat menyebabkan masalah kesehatan kronis seiring bertambahnya usia, misalnya penyakit yang sering disebut dengan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik). Tapi jika anak-anak dan remaja berhasil berhenti merokok, ada kemungkinan paru-paru mereka akan berkembang lagi. Namun, sebuah penelitian menyebutkan bahwa jika seorang anak merokok selama 20 hari, efek negatifnya pada paru-paru sama dengan seseorang yang merokok selama 40 tahun, dan juga beresiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru. Penyakit lainnya seperti serangan jantung juga bisa menyerang para perokok.
Begitu juga asap rokok yang tidak sengaja dihirup oleh orang yang tidak merokok atau biasa disebut perokok pasif. Asap tersebutlah yang paling berbahaya ketimbang asap yang dihirup oleh perokok aktif. Orang yang tidak sengaja menghirup asap rokok tersebut dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru-paru serta gangguan pada jantung sebesar 30%.
Merokok juga dapat mempengaruhi perilaku remaja dan anak-anak di bawah umur, seperti berkurangnya konsentrasi dan fokus dalam belajar, gangguan daya ingat, hingga bisa sampai depresi ringan. Masalah lainnya juga seperti susah tidur (insomnia), susah mengontrol emosi, muncul masalah-masalah pada wajah seperti gampang berjerawat dan terjadi penuaan. Senyawa kimia dan zat-zat beracun yang terkandung dalam rokoklah yang menyebabkan masalah-masalah serta penyakit pada tubuh seseorang tersebut muncul.
Tentu saja bukan hal yang mudah bagi seorang perokok aktif untuk berhenti merokok. Apalagi jika sudah kecanduan dan dipengaruhi oleh keadaan dan lingkungan sekitarnya.
Editor : Fabyan Ilat