Wajib Tahu! Kanker Payudara Bisa Terdeteksi Lewat ASI

Diana Rafikasari
Kanker payudara bisa terdeteksi lewat ASI. (Foto: Istimewa)

JAKARTA, iNews.id – Kanker Payudara merupakan salah satu penyakit yang menjadi momok bagi wanita.

Tingginya tingkat kematian akibat kanker payudara membuat wanita mencari referensi terkait gejala awal hingga penyembuhannya.

Studi terbaru, ditemukan tanda kanker payudara ternyata bisa dideteksi dini lewa Air Susu Ibu (ASI).

BACA JUGA: Keren! Metode Perbaikan Sel Jantung Rusak Ditemukan

Pun, sampel ASI diperoleh dari tiga wanita yang didiagnosis menderita kanker payudara dan tiga wanita tanpa kanker .

Protein dalam ASI yang dibandingkan antara wanita dan 23 wanita terbukti berbeda pada mereka yang menderita kanker.

Peneliti utama juga mengklaim set protein ini dapat dilihat dalam sampel darah.

Dilansir dari The Sun, Minggu (17/4/2022) ini bisa mengarah pada tes darah untuk mendeteksi perubahan protein pada wanita dari segala usia.

Danielle Whitham, kandidat doktor di Universitas Clarkson di New York mengatakan studi ini bisa mengubah cara pemantauan wanita untuk kanker payudara dan membantu dalam diagnosis dini.

Ini bahkan dapat menyebabkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi pada wanita.

“Meskipun mammogram adalah alat yang berguna untuk mendeteksi kanker payudara lebih awal, mereka biasanya tidak direkomendasikan untuk wanita berisiko rendah di bawah 40 tahun," kata Whitham. “Karena biomarker yang kami temukan dalam ASI juga dapat dideteksi dalam serum darah, skrining berpotensi dilakukan pada wanita dari segala usia yang menggunakan darah atau ASI," tambahnya.

BACA JUGA: Terungkap! Eksekutor Pegawai Dishub Makassar Diduga Anggota Polisi, Senjata Dibeli dari Teroris

Semua pasien kanker dalam penelitian ini memiliki invasive ductal carcinoma (IDC), salah satu jenis kanker payudara yang paling umum. Namun, para peneliti mengatakan bahwa pendekatan mereka dapat digunakan untuk mengidentifikasi biomarker untuk jenis kanker payudara lainnya.

Wanita pertama diminta melakukan mammogram antara usia 50 dan 53 tahun, dan setiap tiga tahun berikutnya hingga usia 71 tahun. Siapapun dengan gejala penyakit, termasuk benjolan atau perubahan pada payudara atau puting, harus segera menemui dokter.

Tim Universitas Clarkson berencana untuk meningkatkan studi mereka untuk memasukkan lebih banyak wanita untuk memperkuat temuan ini.

Penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Biochemistry and Molecular Biology di Philadelphia.

 

Editor : Fabyan Ilat

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network