Menurut CAR, seorang saksi mata, dan penyelidik hak asasi manusia yang bekerja atas nama beberapa gereja belum mengetahui apakah BIN telah menerima kiriman tersebut.
BIN dan Kementerian Pertahanan tidak menanggapi permintaan komentar tentang pembelian atau penggunaan mortir tersebut. DPR akan menggelar sidang tertutup pekan depan dengan BIN, dan pembelian senjata akan dibahas, kata salah satu anggota komisi.
Tubagus Hasanuddin, mantan jenderal yang juga duduk di komite parlemen yang membawahi BIN, mengatakan bahwa badan intelijen dapat memperoleh senjata ringan untuk pertahanan diri agennya, tetapi setiap senjata kelas militer "harus untuk tujuan pendidikan atau pelatihan dan bukan untuk tujuan tempur".
Editor : Fabyan Ilat