Menurutnya, para peneliti dari University of Miami, tahun lalu, adalah yang pertama menunjukkan bahwa Covid-19 dapat hadir dijaringan penis setelah pria pulih dari infeksi dan menyebabkan disfungsi ereksi. Infeksi tersebut menyebabkan disfungsi pembuluh darah yang meluas, atau disfungsi endotel.
Sejak itu berbagai penelitian melaporkan bahwa sekitar 10 hingga 20 persen pria yang terinfeksi virus Corona memiliki gejala yang terkait dengan disfungsi saluran genital pria.
Dia mengatakan pria terinfeksi virus tiga hingga enam kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi. Hal itu diyakini sebagai indikator dari apa yang disebut long Covid-19. Dengan demikian, dia mendesak pria mendapatkan vaksinasi, dan mencari evaluasi medis tentang kesehatan seksual atau reproduksi.
Editor : Norman Octavianus