get app
inews
Aa Text
Read Next : Waspada! DBD di Indonesia Capai 87.501 Kasus, 816 Penderita Meninggal Dunia

5 Fakta Fogging Jarang Diketahui Masyarakat

Sabtu, 29 Januari 2022 | 19:20 WIB
header img
Fogging. (Foto: SINDOnews)

JAKARTA, iNews.id – Fogging selalu dilakukan saat mewabahnya

Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan. Penyakit ini bersifat zoonotis yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti (Aedes Sp).

Mirisnya penyakit ini bisa berakibat fatal, bahkan dalam beberapa kondisi tertentu DBD bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Kondisi inilah yang menyebabkan masyarakat sering kali meminta untuk melakukan fogging di tempat tinggalnya. Fogging atau lebih dikenal dengan istilah pengasapan adalah metode menyemburkan racun pembunuh nyamuk dewasa atau biasa disebut Insektisida. 

Fogging sering dilakukan di beberapa pemukiman padat penduduk dengan alasan untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti.

Namun apakah prosedur fogging yang selama ini dilakukan sudah benar?

Berdasarkan penjelasan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta mengatakan bahwa fogging yang dilakukan terlalu sering, sebenarnya tidak dianjurkan. Merangkum dari laman resmi Dinas Kesehatan Jakarta, Sabtu (29/01/2022), berikut beberapa fakta-fakta penting tentang fogging.

 

1. Fogging bukan pencegahan

Faktanya fogging bukan merupakan cara mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes Sp yang ada disekitar manusia.

Cara utama dan penting untuk pencegahan nyamuk DBD yaitu dengan melakukan PSN3M Plus. 

Selain itu, fogging juga hanya mematikan nyamuk dewasa saja, sedangkan telur dan jentik nyamuk, tidak akan mati dengan fogging. Mereka akan tetap hidup dan berkembang menjadi nyamuk dewasa dalam waktu 2-6 hari.

 

2. Fogging yang terlalu sering dapat mengakibatkan nyamuk kebal

Melakukan fogging secara terus-menerus bukan membuat nyamuk mati, justru malah menjadikan nyamuk kebal terhadap racun serangga yang terdapat di asap fogging, atau biasa disebut (resisten).

Nyamuk sudah mengalami resistensi terhadap racun tersebut karena sudah mengenali jenis racun yang disemprotkan, sehingga bisa menghindari asap.

Selain itu, metabolisme tubuh nyamuk juga sudah mengenali jenis racun sehingga jika terpapar kembali, tubuh nyamuk sudah kebal alias terbentuknya antibodi nyamuk.

 

3. Fogging penting dilakukan untuk pengendalian kasus

Kondisi ini biasanya disebut dengan Fogging Fokus, karena tujuannya untuk mengentaskan nyamuk dewasa penyebab DBD atau memutus penularan kasus di suatu wilayah/area.

Syarat dilakukan Fogging Fokus adalah Penyelidikan Epidemiologi menunjukkan hasil positif di wilayah penderita DBD dan ditemukan penderita DBD lainnya atau ada penderita demam lain. 

Fogging akan dilakukan pada saat aktifitas puncak nyamuk DBD, seperti pagi hari mulai pukul 07.00 – 10.00 dan sore hari di pukul 16.00 – 18.00. Fogging fokus akan dilakukan saat kondisi cuaca sedang tidak hujan, berangin kencang atau terik matahari dan dilakukan baik di luar maupun di dalam rumah.

Fogging dilakukan dalam radius 100 meter dari rumah penderita DBD sebanyak dua siklus dengan interval waktu seminggu.

Editor : Fabyan Ilat

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut