Pasukan VOC dan pasukan kerajaan Manganitu yang dipimpin oleh Santiago terlibar di laut selama beberapa hari. Pertempuran itu mengakibatkan banyak korban di kedua belah pihak. VOC akhirnya mundur karena kerugian besar. VOC mencoba memanfaatkan sahabat dekat Santiago, Sasebohe dan Bawohanggima, untuk menyerah, namun usahanya gagal. Pertempuran antara VOC dan pasukan Santiago kembali terjadi, dengan Sasebohe dan Bawohanggima terus membujuk Santiago.
Patung Bataha Santiago di Miangas. Foto/Istimewa
Meskipun Santiago akhirnya dibawa ke kantor VOC di Tahuna dan dipaksa lagi untuk menandatangani kontrak, dia tetap teguh pada prinsipnya.
VOC bahkan mencoba menembak Santiago, tetapi anehnya, peluru-peluru itu tidak mengenai tubuh Santiago.
Mereka akhirnya menggantung Santiago di Tanjung Tahuna. Sultan Kaitjil Sibori kemudian memerintahkan salah satu anggota pasukannya untuk memenggal kepala Santiago.
Adik Santiago, Sapela, datang sebelum subuh dan hanya berhasil membawa kepala saudaranya, menguburkannya di antara akar pepohonan besar di pantai dengan tumpukan batu di Nento, desa Karatung-Paghul pada tahun 1675.
Kuburan rahasia kepala Santiago baru terungkap pada tahun 1950. Sedangkan tubuhnya diduga dikuburkan di tempat eksekusi di kelurahan Santiago saat ini.
Editor : Fabyan Ilat