"Studi kami bertujuan untuk melihat paparan akut yang dapat bertindak sebagai pemicu,” ucapnya.
Penelitian ini menganalisis pola pada pasien yang menderita stroke iskemik, jenis stroke yang paling umum dan terjadi ketika gumpalan darah menghalangi atau menyempitkan arteri yang menuju ke otak, juga perdarahan intraserebral, yang lebih jarang terjadi dan melibatkan pendarahan di dalam otak.
Menurut Smyth, kemarahan atau gangguan emosional dikaitkan dengan sekitar 30 persen peningkatan risiko stroke selama satu jam setelah episode. “Itu datang dengan peningkatan yang lebih besar jika pasien tidak memiliki riwayat depresi. Peluangnya juga lebih besar bagi mereka yang tingkat pendidikannya lebih rendah,” ujarnya.
Editor : Norman Octavianus