get app
inews
Aa Text
Read Next : Cara Redakan Gejala Flu dengan Cepat, Konsumsi Sayuran Super Ini!

Hati-hati! Ternyata Marah atau Kesal Dapat Sebabkan Penyakit Stroke, Berikut Penjelasannya

Sabtu, 25 Desember 2021 | 08:00 WIB
header img
Ternyata marah atau kesal dapat sebabkan penyakit stroke. (Foto ilustrasi: Freepik)

JAKARTA, iNews - Setiap keadaan atau situasi yang tidak kita senangi kerap menimbulkan emosi yang bisa membuat marah atau kesal

Masih banyak yang belum mengetahui jika emosi seperti marah atau kesal ternyata bisa menyebabkan stroke. Temuan ini berdasarkan sebuah studi global baru yang meneliti penyebab stroke telah menemukan bahwa satu dari 11 orang yang selamat mengalami periode kemarahan atau kekecewaan dalam satu jam. 

Dilansir dari Health Shots, penelitian yang dipimpin bersama oleh NUI Galway dan diterbitkan dalam European Heart Journal, juga menemukan bahwa satu dari 20 pasien telah melakukan aktivitas fisik yang berat.

Pemicu yang dicurigai telah diidentifikasi sebagai bagian dari studi interstroke global, proyek penelitian terbesar dari jenisnya. Ini menganalisis 13.462 kasus stroke akut, yang melibatkan pasien dengan berbagai latar belakang etnis di 32 negara. 

"Pencegahan stroke adalah prioritas bagi dokter, dan meskipun ada kemajuan, masih sulit untuk memprediksi kapan stroke akan terjadi. Banyak penelitian yang berfokus pada paparan jangka menengah hingga jangka panjang, seperti hipertensi, obesitas, atau merokok," kata Andrew Smyth selaku Profesor Epidemiologi Klinis di NUI Galway dan salah satu peneliti utama. 

"Studi kami bertujuan untuk melihat paparan akut yang dapat bertindak sebagai pemicu,” ucapnya. 

Penelitian ini menganalisis pola pada pasien yang menderita stroke iskemik, jenis stroke yang paling umum dan terjadi ketika gumpalan darah menghalangi atau menyempitkan arteri yang menuju ke otak, juga perdarahan intraserebral, yang lebih jarang terjadi dan melibatkan pendarahan di dalam otak.

Menurut Smyth, kemarahan atau gangguan emosional dikaitkan dengan sekitar 30 persen peningkatan risiko stroke selama satu jam setelah episode. “Itu datang dengan peningkatan yang lebih besar jika pasien tidak memiliki riwayat depresi. Peluangnya juga lebih besar bagi mereka yang tingkat pendidikannya lebih rendah,” ujarnya.

Editor : Norman Octavianus

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut