MANADO, iNewsManado.com - Sejarah Bandara Sam Ratulangi Manado akan diulas dalam artikel kali ini. Bandara Sam Ratulangi Manado merupakan Bandara domestik di Sulawesi Utara.
Dibalik kemegahan Bandara ini, ternyata ada sejumlah kisah menarik dari awal pembangunan Bandara yang berada di Jalan AA Maramis, Mapanget, Manado ini.
Dilansir berbagai sumber, Bandara Sam Ratulangi Manado di bangun pertama kali oleh tentara Jepang pada Tahun 1942 sebelum kemerdekaan Indonesia. Bandara yang awalnya memiliki panjang 700 meter dan lebar 23 meter dinamakan Lapangan Udara Mapanget oleh tentara Jepang. Sebab, kedudukan Bandara berada di wilayah Mapanget.
Pasca pendudukan Jepang dan pergolakan permesta di Sulawesi Utara, Bandara Sam Ratulangi kemudian diganti namanya menjadi Lapangan Udara Tugiman karena mengenang Sersan Tugiman yang wafat di Mapanget. Berjalannya waktu, nama bandara kembali berganti dan dinamai Lapangan Udara AA Maramis karena disesuaikan dengan nama jalan. AA Maramis merupakan salah satu pahlawan asal Sulawesi Utara danmerupakan menteri keuangan Indonesia yang pertama.
Nama bandara kembali berganti dan dinamai Lapangan Udara Sam Ratulangi untuk mengenang jasa pahlawan Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi.
Sekadar diketahui, bandara Sam Ratulangi Manado pada 2019 sudah melayani 2,2 juta penumpang, dengan 22,7 ribu pergerakan pesawat, serta 13,6 ribu ton kargo.
Bandara ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas modern mulai dari penambahan fix bridge yang semula 3 unit menjadi 5 unit. Konter check-in dari 30 unit menjadi 45 unit. Area parkir yang semula dapat menampung 350 kendaraan roda empat nantinya dapat menampung hingga 650 kendaraan. Untuk roda dua yang semula dapat menampung 734 unit menjadi 760 unit.
Editor : Fabyan Ilat