DDD challenge atau Destroy Your Dick December tengah viral di TikTok.
Tren media sosial ini menantang pria untuk melakukan masturbasi selama satu bulan penuh di bulan Desember.
Masturbasi merupakan aktivitas memberikan rangsangan seksual pada diri sendiri dengan cara meraba dan memijat alat kelamin.
Dalam DDD challenge, warganet ditantang melakukan masturbasi secara bertahap. Frekuensinya meningkat seiring waktu.
Masturbasi dilakukan satu kali pada tanggal 1 Desember, dua kali pada 2 Desember, dan begitu seterusnya. Padahal, masturbasi setiap hari justru dapat berdampak buruk secara psikis maupun fisik.
Lantas, mengapa banyak warganet tetap nekat berpartisipasi mengikuti tantangan masturbasi sebulan penuh? Ketahui jawabannya lewat ulasan berikut dikutip klikdokter.
1. Ingin Populer
Keinginan untuk populer secara instan merupakan salah satu alasan seseorang tertarik mengikuti tantangan media sosial yang viral seperti DDD challenge.
Pada dasarnya, tantangan viral memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar. Hal ini disampaikan oleh psikolog klinis Jennifer Hettema, PhD.
“Media sosial memproyeksikan kebutuhan seseorang untuk terus terhubung dan berkomunitas dengan orang lain. Tidak heran, tantangan viral dapat dengan cepat memotivasi seseorang untuk berpartisipasi, tidak peduli seberapa berbahaya tantangan tersebut,” papar perempuan yang juga menjabat sebagai profesor di University of New Mexico itu.
Berdasarkan National Safety Council, Amerika Serikat, tantangan viral merupakan ajang bagi anak dan remaja untuk meningkatkan jumlah pengikut di media sosial.
2. Merasa Dihargai
Popularitas daring yang diperoleh dengan mengikuti tantangan viral macam DDD challenge membuat seseorang merasa dihargai oleh lingkungan sosial.
Hal ini disampaikan Brittany Morris, MSW, LCSW, anggota lembaga konseling Thriveworks.
“Internet dan media sosial merupakan tempat berlindung bagi banyak orang yang berusaha menemukan ruang mereka secara sosial. Popularitas daring memenuhi ego mereka dalam banyak hal, termasuk membuat mereka merasa dihargai,” jelas Brittany.
Brittany menambahkan, anak-anak dan remaja merupakan kelompok yang paling rentan terjebak dalam situasi tersebut. Sehingga kelompok usia ini paling banyak berpartisipasi dalam tantangan viral.
“Salah satunya karena kelompok usia ini memiliki kebutuhan besar untuk divalidasi orang lain, terutama teman-teman mereka. Sehingga bisa berpartisipasi dalam tantangan viral seakan membuat mereka merasa dihargai dan dihormati,” papar Brittany.
3. Meniru Orang Lain
Dijelaskan Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, alasan lain seseorang mengikuti tren viral macam DDD challenge karena ingin mengadopsi atau meniru perilaku, gaya maupun sikap orang lain yang menurutnya menarik untuk diikuti.
Kondisi ini, kata Ikhsan dinamakan sebagai bandwagon effect. Fenomena bandwagon effect membuat seseorang keliru dalam mengambil keputusan dan mengabaikan keyakinan mereka, demi mengikuti apa yang dilakukan orang lain.
Salah satu contoh bandwagon effect di kehidupan sehari-hari, misalnya mengikuti diet ekstrem tertentu, karena banyak orang berhasil menurunkan berat badan menggunakan cara tersebut.
4. Impulsif
Impulsif merupakan sikap ketika seseorang bertindak tanpa memikirkan akibat dari apa yang dilakukannya. Sikap ini, menurut Psikolog Ikhsan, merupakan salah satu penyebab kenapa banyak warganet mengikuti DDD challenge.
Editor : Fabyan Ilat